Inter Incar Kemenangan Sebagai Hadiah untuk Erick Thohir
Laga Inter Milan kontra Torino akan jadi episode baru buat Inter Milan setelah era Massimo Moratti berpindah ke Erick Thohir
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM – Laga Inter Milan kontra Torino akan jadi episode baru buat Inter Milan setelah era Presiden Inter Massimo Moratti berpindah tangan ke Erick Thohir. Sebagaimana diketahui, penguasaha asal Indonesia itu telah membeli mayoritas saham Inter dari Moratti pekan lalu.
Isu tentang korporasi Inter Milan ini telah menyebar ke pelbagai pelosok dunia, namun demikian, skuad Inter Milan mengaku tak terpengaruh dengan adanya isu tersebut. Gelandang asal Kroasia, Mateo Kovacic, misalnya yang menyatakan akan memberi hadiah kemenangan kepada Erick Thohir.
"Isu itu tidak akan membuat kami terpecah, sebab itu bukan masalah kami. Pikiran kami saat ini tertuju pada laga melawan Torino. Apakah kami akan memberi kemenangan kepada Thohir? Tentu kami semua ingin menang," kata Kovacic dilansir situs Inter Milan.
Meskipun penjualan Inter pekan ini telah mengakhiri dinasti Moratti, publik Italia berharap ada perubahan positif bagi kedua klub dan sepakbola Italia. Setidaknya itulah yang ditulis seorang kolumnis Frank Tigani di laman football-italia.net.
Peristiwa dijualnya Inter ke investor asing sebenarnya bukan kali pertama terjadi pada klub Italia. Dua setengah tahun lalu, AS Roma adalah klub yang dijual ke investor asing dan Inter Milan menjadi klub kedua Italia di bawah kendali kepemilikan asing .
Massimo Moratti sendiri saat hari pengumuman memang menampakkan kesedihan tapi dengan legowo dia harus mengambil jalan itu untuk perbaikan masa depan klub. "Saya telah meninggalkan klub ini dengan tangan yang benar," katanya.
Ini memang menandai akhir dari sebuah era dalam sejarah Inter dan sepakbola Italia. Massimo Moratti mengambil alih Presiden pada tahun 1995 dan di bawah kepemimpinanya, Inter menjuarai lima scudetto, empat Coppa Italia , empat Piala Super Italia, Piala UEFA, Liga Champions dan Piala Dunia antar Klub.
Itu bisa dibilang periode paling sukses dalam sejarah klub setelah kepemimpinan ayah Moratti, Angelo, yang memimpin Inter antara tahun 1955 hingga1968 .
Massimo Moratti juga memiliki keyakinan kepada manajemen baru, yang dipimpin Erick Thohir. "Saya yakin mereka akan memberikan kontribusi untuk melanjutkan keberhasilan. Antusiasme dan pragmatisme mitra baru jadi jaminan untuk masa depan, " kata Moratti.
Penggunaan Moratti kata "mitra" adalah kata yang signifikan, karena meskipun Moratti telah menyerahkan tongkat kepemimpinan, dia masih punya saham 30 persen sehingga sedikit besarnya, Moratti masih akan punya pengaruh dalam beberapa keputusan jajaran direksi I Nerazzuri.(Tribunnews.com/cen)