Daniele Conti Dapat Surat dari Bruno Conti
Legenda AS Roma, Bruno Conti menulis sebuah surat terbuka kepada sang anak, Daniele Conti
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, CAGLIARI - Legenda AS Roma, Bruno Conti menulis sebuah surat terbuka kepada sang anak, Daniele Conti. Surat itu dibuat seiring penampilan ke-300 Daniele bersama tim yang dipimpinnya, Cagliari.
Laga itu sangat bermakna bagi Danile. Milestone pun dihiasi dengan dua gol yang disarangkan ke gawang Torino. Kapten Cagliari itu pun berlari memeluk anaknya, Manuel -yang juga cucu Bruno- setelah peluit akhir pertandingan dibunyikan.
Berikut surat terbuka Bruno Conti untuk Daniele Conti seperti dirilis harian L'Unione Sarda :
"Saya berpikir bahwa saya sudah melihat semuanya, tapi kemudian pada usia 58 di sofa menonton televisi, dengan air mata di mata, dan ibumu sampingku. Dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, saat kami terlalu terpesona dan emosional untuk berbicara dan memecahkan keheningan ini.
"Pelukan itu merepresentasikan keluarga kami. Semua orang tahu betama kamu sudah menjadi pemain besar, tetapi sedikit yang tahu sebesar apa, anak seperti apa, dan ayah sehebat apa kamu.
"Saya sering mengingat pada suatu pagi direktur olahraga AS Roma Franco Baldini menelepon saya untuk mengonfirmasi bahwa kami akan tinggal di Cagliari dalam kesepakatan kepemilikan bersama untuk satu musim berikutnya. Saya sangat senang, terlebih karena saya ibumu mulai menjalin cinta di Sardinia pada 1982.
"Mungkin, awalnya saya berharap segera melihat kamu memakai jersey I Giallorossi lagi dan kenangan selebrasi golmu ke gawang Perugia di depan Curva Sud tetap tak terhapuskan. Tentu saja, 15 tahun kemudian semuanya berjalan sangat berbeda, bahkan mungkin lebih baik, tapi jelas spesial. Kamu membuat pilihan yang paling sulit dan pada akhirnya kamu memenanginya.
"Selama bertahun-tahun kamu membawa beban berat nama ini di bahu. Kamu menderita ketika orang membandingkan dengan saya, karena itu tidak adil. Dengan waktu, kamu membungkam mereka semua, kemudian memenangkan mereka atas di lapangan dengan bakat, kekuatan, dan karaktermu.
"Setidaknya, dalam hal itu kita memiliki kesamaan, karena kita berdua keras kepala pada waktu yang sama. Kita tidak mencari dalih, menatap orang dengan mata dan kepala terangkat tinggi. Setelah peluit akhir, kamu mendedikasikan kemenangan untuk rekan kerja Anda, laiknya kapten sejati.
"Mungkin tatap muka antara ibumu dan saya sudah menjelaskan betapa bangganya kami. Menghormati darah kita di lapangan, kamu dan istri, Valeria membawa nilai-nilai keluarga kita ke dalam masyarakat yang kompleks, bermasalah, dan dangkal. Itu yang kakekmu, Andrea, lakukan, seorang tukang bangunan dan ayah dari tujuh anak. Inilah, anakku, mengapa kami tidak akan pernah berhenti berterima kasih kepadamu."
Duniasoccer/irawan