TRIBUNNEWS.COM – Gelandang timnas Belanda, Rafael van der Vaart ingin segera 2013 berlalu, dan membuka lembaran baru di 2014. Tahun ini ia memang mengalami sejumlah goncangan: mulai dari biduk rumah tangganya bersama Sylvie van der Vaart yang kandas, cedera berat, sampai kehilangan calon bayi.

Rafael van der Vaart (VDV) mengaku tak sabar untuk segera menyambut tahun 2014. Kapten klub Jerman, Hamburg SV ini berharap, tahun baru akan menjadi simbol lembaran kehidupan baru yang jauh lebih baik untuknya.

Tahun 2013 ini memang tak terlalu bersahabat dengannya. Di awal tahun, pernikahannya dengan model cantik Belanda, Sylvie van der Vaart yang telah berlangsung lebih dari delapan tahun, akhirnya kandas. Perceraian pasangan pesohor ini sempat menyita perhatian publik, kerena keduanya selama ini dikenal sebagai pasangan serasi.

Konon, cerainya pasangan ini dipicu keinginan Rafael (30) menimang bayi perempuan --ia sendiri baru punya seorang anak lelaki bernama Damian yang kini berusia tujuh tahun. Sementara Sylvie (35) sendiri secara medis tak mungkin hamil mengingat pernah terkena kanker payudara.

Tak butuh waktu lama bagi Rafael untuk menjomblo memang. Pada kisaran April, ia menggandeng Sabia yang tak lain mantan istri rekannya di timnas Belanda, Khalid Boulahrouz. Sabia, juga ironisnya adalah sahabat dekat dari Sylvie.

Nah, pada Oktober, kabar bahagia pun datang. Sabia, yang memang perempuan subur karena dari pernikahannya dengan Khalid terdahulu sudah punya tiga anak ini, dinyatakan positif hamil.

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Awal Desember ini, Sabia dinyatakan mengalami keguguran. Jabang bayinya yang baru berusia lima bulan meninggal di dalam rahim. Ini memang bukan kali pertama Sabia mengalami tragedi seperti demikian. Pada 2008 lalu, ia pun pernah mengalami keguguran.

Bisa dibayangkan bagaimana hancurnya perasaan Rafael menerima kenyataan tersebut. Padahal, ketika kabar kehamilan Sabia datang dikabarkan ia sampai melonjak-lonjak kegirangan, dan membagikan kebahagiaan tersebut dengan terus mengabarkannya lewat akun twitternya.

Nah, saat kabar duka itu datang, Rafael yang begitu terpukul langsung membatalkan hajatan comeback melawan Augsburg setelah cedera pada November lalu. Ia langsung memutuskan mendampingi Sabia di rumah sakit.

Dalam wawancara dengan bild.de kemarin, Rafael meminta agar perihal kegugurannya Sabia jangan diulas kembali. Ia seolah tak mau mengenang kembali momen menyedihkan tersebut. "

"Cobalah untuk mengerti. Ini menyangkut kehidupan kami pribadi, kami tak ingin mengungkit kembali kejadian menyedihkan itu. Saya berharap semuanya akan lebih baik lagi tahun depan," katanya.

Harapan serupa diutarakan dengan kondisi fisiknya yang masih belum terlalu prima. Sang kapten cedera engkel saat memperkuat Belanda dalam laga uji coba melawan Kolombia pada pertengahan November lalu. Hasil pemindaian yang dijalani Van der Vaart sekembalinya ia ke Jerman menunjukkan adanya robekan ligamen pada engkelnya. Dan ia diharuskan beristirahat sampai empat pekan. Meski kemudian, tanpa diduga proses penyembuhan berlangsung jauh lebih cepat hingga ia merasa sudah siap comeback awal Desember ini, yang sayangnya rencana itu tak jadi kenyataan setelah terjadinya musibah pada si jabang bayi.

Kini, setelah merasa pulih secara psikologis, ia membidik melakukan comeback menghadapi FSV Mainz pada akhir pekan ini. "Sebenarnya masih terasa sedikit sakit. Tapi itu bukan masalah besar bagiku. Saya sangat ingin turun melawan Mainz. Saya tak ingin membiarkan teman-teman berjuang sendirian di lapangan. Saya ingin menutup tahun ini dengan baik, dan membuka lembaran tahun yang lebih baik lagi nanti," katanya.