TRIBUNNEWS.COM – Pelatih Sriwijaya FC, Subangkit, memang belum memutuskan formasi baku yang akan digunakan oleh timnya musim depan. Sejauh ini dia masih menimbang-nimbang antara pola 4-2-3-1 dengan berpaku pada satu striker tunggal, atau pola klasik 4-4-2.

“Saya belum tentukan pola yang mana, sebab skuat kita belum komplit 100 persen. Saya masih menunggu satu striker asing lagi dan melihat permainannya seperti apa,” katanya usai pertandingan melawan PS Pusri di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Selasa (31/12/2013).

Dalam pertandingan untuk kemenangan telak 4-0 bagi Sriwijaya FC itu, terlihat jelas jika Subangkit menggunakan pola 4-2-3-1. Mantan pelatih Persiwa Wamena itu sengaja menempatkan dua gelandang bertahan di lini tengah yakni Maman Abdulrahman yang diduetkan dengan Asri Akbar.

Sementara untuk lini belakang dipercayakan pada Abdolaye Yousouf Maiga dan Firdaus Ramadhan, dengan dibantu dua wing bek Diogo Santos Rangel dan Sumardi.

Untuk lini tengah, Subangkit mempercayakan pada Vendri Mofu sebagai second striker yang ditunjang oleh dua winger yakni Siswanto di sisi kiri dan Anis Nabar di sisi kanan. Hanya Rizky Dwi Ramadhan saja yang dipercayakan sebagai target man di lini depan.

“Pada babak kedua kita memang melakukan pergantian beberapa pemain, tapi polanya tetap tidak berubah (4-2-3-1),” sambung Subangkit.

Total ada 5 pemain yang diganti pada babak kedua itu yakni Firdaus, Sumardi, Mofu, Anis dan Siswanto dan memaksukkan Jeki Arisandi, Hapit Ibrahim, Syakir Sulaiman, Alan Martha dan Rifan Nahumarury. Kesemuanya pemain yang masuk ini langsung menggantikan peran pemain yang ditarik keluar, terkecuali Hapit Ibrahim dimainkan sebagai gelandang bertahan, menggantikan peran Maman yang kembali menempati posisi sebagai stopper.

“Saya hanya ingin melihat kemampuan masing-masing pemain. Maman yang sejatinya sebagai stopper, ternyata cukup baik juga kalau ditempatkan sebagai gelandang bertahan,” terangnya. (cw2)