Penyerahan Daftar Skuat Timnas Indonesia Paling Lambat Maret 2014
Satlak Prima meminta PSSI segera menyerahkan daftar nama pemain dan ofisial, yang berpartisipasi di Asian Games XVII.
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) meminta PSSI segera menyerahkan daftar nama pemain dan ofisial, yang berpartisipasi di Asian Games XVII di Incheon, Korea Selatan, 18 September- 4 Oktober 2014.
Ketua Satlak Prima Suwarno mengatakan, pihaknya memberikan batasan waktu kepada PSSI sampai pertengahan Maret 2014. Sepak bola sudah didaftarkan, tapi PSSI belum menyerahkan daftar nama pemain dan ofisial.
“Olahraga itu tidak bisa kaku, kami harus memahami karakter per cabang. Tapi, untuk sepak bola, kami memaklumi proses rekrutmen atlet sepak bola butuh waktu. Kami menunggu hingga pertengahan Maret,” ujar Suwarno, Rabu (5/2/2014).
PSSI belum menyerahkan daftar nama pemain dan ofisial. Sebab, tim pelatih masih dalam tahap mencari pemain. Pelatih Aji Santoso mencari 28 pemain berusia di bawah 23 tahun. Tiga pemain di antaranya merupakan senior.
Suwarno meminta pengurus PSSI memberikan daftar nama pemain dan ofisial, sesuai waktu yang sudah ditetapkan. Ini diperlukan karena entry by name untuk seluruh kontingen peserta Asian Games, diharuskan selesai sebelum bulan April.
“Sepak bola berada dalam kontingen Indonesia, mereka tidak bisa berangkat sendiri, karena Asian Games itu tim. Kami ditunggu entry by number yang ditetapkan IOC. Memang sampai saat ini belum ada koordinasi antara KOI dan IOC, tapi sebelum April semua cabor harus sudah kelar,” jelasnya.
Cabang olahraga sepak bola merupakan salah satu dari 19 cabang olahraga yang akan dikirim ke Asian Games. Menurut Suwarno, cabang olahraga selain sepak bola telah menggelar pemusatan latihan mulai Sabtu (1/2/2014) lalu.
“19 cabor sudah memulai pelatnas pada 1 Februari. Sepak bola daftarnya belum masuk, mereka membiayai sendiri. Meski biaya sendiri, mereka harus tetap berada dalam satu kontingen. Mereka menjadi bagian dari tim Indonesia. Makanya harus berkoordinasi dengan kami, dan KOI,” urainya. (*)