Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi

TRIBUNNEWS.COM - DALAM tiga tahun terakhir, barisan suporter Paris Saint Germain mendapat suguhan istimewa. Mereka bisa melihat deretan para pemain bintang saling bersliweran, keluar masuk ke stade des Princess, markas tim yang berbasis di ibukota tersebut.
Tak bisa dipungkiri, sSejak Qatari Investment Authority menguasai Les Parisiens pada 2011, klub itu berisikan pemain-pemain papan atas dunia. Imbasnya bukan saja mengenai imej positif dan dari sisi komersiil semata, melainkan menimbulkan gaya baru dalam ekspresi kehidupan para suporter. Lebih mikro lagi, para pemain seperti Zlatan Ibrahimovic, Ezequiel Lavezzi sampai Jeremy Menes, memberi kesegaran dan varian lifestyle yang sangat menariks.

Di luar pesona sang pesepakbola, publik Paris yang identik dengan dunia fesyen pun kedatangan para kekasih dan istri (WAG's) para pesepakbola. Paling menghebohkan tentu saat bintang lapangan hijau David Beckham mendarat di PSG. Sontak, kehadiran Victoria Beckham, lengkap dengan segala atribut fesyen, memberi magnet tersendiri, plus gairah anyar di sana.

Tidak hanya memberi kesan istimewa, mewah dan membuat tren tersendiri di ragam gaya hidup, tak melulu soal fesyen, jajaran WAG's juga ada yang justru kepincut dengan magnet yang selama ini ada di kota Paris. Kota yang disebut-sebut sangat cocok bagi mereka yang ingin memadu kasih tersebut, ternyata menjadi dambaan dari beberapa wanita-wanita cantik pasangan pesepakbola armada Laurent Blanc tersebut.

Seperti dirilis situs klub, dua hari lalu, satu yang mengaku paling kesengsem adalah pasangan Ezequiel Lavezzi, bernama Yanina Screpante. Yanina merupakan mantan kekasih petenis Argentina, Juan Martin del Potro. Sejak empat tahun silam, mereka memadu kasih saat Lavezzi berkarier di Serie A bersama Napoli.

Meski sempat mendapat penolakan dari beberapa teman karena kepribadian sang model papan atas Argentina tersebut, toh Lavezzi tetap memilihnya. Kini, mereka lebih sering hidup bersama di Paris, ketimbang berpisah dengan jarak antarbenua.

Berbicara tentang Paris, Yanina menjadi persona yang selalu ingat dengan saat proses transfer sang kekasih ke PSG. Sebenarnya Lavezzi bisa pindah lebih cepat ke kubu PSG jika tak ada sosok Yanina. Maklum, saat itu mereka merasa sudah nyaman menjalin kisah asmara dari kota Naples, yang terhubung dengan Buenos Aires, tempat di mana Yanina meniti karier sebagai model, presenter dan mulai merambah ke posisi produser.

Secara terus terang, Yanina mengakui kalau dirinya sempat tak mengijinkan sang pujaan hati pindah ke Paris. Alasannya, dia tak ingin Lavezzi tergiur dengan pesona wanita dan keromantisan kota mode dunia tersebut. "Saya harus sadar kalau di sana banyak sekali wanita cantik dan seksi, yang suatu saat bisa menggoda Ezequiel, dan saya tak ingin itu terjadi begitu saja di saat cinta kami sedang benar-benar menuju ke arah yang benar," terang Yanina.

Namun pihak PSG yang sudah ngebet ingin mendapatkan jasa sang pemain timnas Argentina tersebut tak menyerah begitu saja. Dibawanya Yanina ke ibukota Perancis tersebut, lalu diajak ke beberapa tempat dan venue, yang membuatnya bisa menikmati suasana kota yang memiliki menara spesial, Eiffel.

Tak ingin dianggap menghalangi karier Lavezzi, Yanina dengan berat hati melepas sang pria idaman ke Paris. Saking cintanya tak ingin lenyap begitu saja, Yanina memutuskan untuk menghentikan sementara beberapa kegiatan yang sedang dilakukan di Argentina. Tujuannya satu, hanya ingin memastikan semuanya akan berjalan baik-baik saja, termasuk dalam urusan hati.
Kabarnya, sampai urusan tempat tinggal pun menjadi pilihan sang perempuan. Namun Lavezzi sepertinya tak mau ambil pusing, dan memilih untuk menerima apapun yang ditunjuk sang calon istrinya itu.