TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sesuai jadwal, Jumat (14/2/2014) lalu, stopper asing asal Mali, Franck Edouard Bezi, seharusnya sudah bergabung bersama rombongan tim PSM Makassar yang bermarkas sementara di Surabaya.   

Namun, akibat meletusnya Gunung Kelud, otoritas Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, menutup semua aktivitas penerbangan (kedatangan dan keberangkatan).

Hal tersebut tentu saja menyebabkan Franck tidak bisa bergabung bersama tim sesuai jadwal. Padahal, Franck Bezi digadang-gadang akan menjalani seleksi bersama dengan Boman Irie Aime, stopper asing asal Pantai Gading. Wakil Manajer PSM Makassar Abriadi Muhara, membenarkan bawa kedatangan Franck memang terkendala.

“Iya, karena Bandara Juanda masih ditutup, kami juga tidak bisa apa-apa,” sebut Abriadi.

Ia mengusahakan, secepatnya Franck bisa bergabung bersama tim di Surabaya.

“Kalau Bandara sudah buka lagi, dia langsung berangkat,” sambung eks Wakil Manajer Arema Malang.

Bahkan, jika memungkinkan, Franck bisa menempuh perjalanan lainnya, apakah lewat Yogyakarta, jika sudah dibuka, atau malah lewat perjalanan darat naik kereta api dari Jakarta menuju Surabaya.

Itu artinya, Franck bakal tertinggal dari Boman. Sebab, Boman telah mengikuti latihan tim sejak Kamis (13/2/2014) lalu. Adapun penentuan siapa yang akan menjadi stopper baru PSM, ditentukan sebelum laga kandang saat melawan Persiba Bantul, 19 Februari nanti. Meski begitu, Pelatih PSM Rudi William Keltjes tetap memberlakukan posisi adil bagi keduanya.

“Saya akan tetap memberlakukan kondisi adil bagi dua stopper tersebut. Kalau memang ada yang duluan seleksi dan ada yang belakangan, tidak ada masalah,” paparnya.

Penilaian kemampuan tetap akan dilakukan secara bersama. Terkecuali jika manajemen memang tak mampu menghadirkan Franck Bezi ke Surabaya, maka kemungkinan hanya Boman yang bakal direkrut atau malah tidak sama sekali, jika kemampuannya tak sesuai harapan. (*)