Arema Cronus Indonesia Ingin Rebut Takhta Grup F Piala AFC 2014
Meski menyadari misi ini tidak mudah, namun skuad Singo Edan tetap memasang target tinggi.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Arema Cronus Indonesia ingin merebut takhta Grup F Piala AFC 2014 saat melawan Hanoi T&T di Hang Day Stadium, Hanoi, Vietnam, Rabu (23/4/2014)
Meski menyadari misi ini tidak mudah, namun skuad Singo Edan tetap memasang target tinggi.
Sejatinya, pertemuan kedua klub sudah tidak berpengaruh lagi terhadap kiprah mereka di Piala AFC karena sama-sama sudah memastikan lolos ke babak 16 besar. Pertemuan ini hanya untuk memastikan siapa yang akan menjadi juara grup. Hanoi berada di puncak dengan 12 poin sedang Arema di posisi kedua dengan 10 poin.
Iming-iming menjadi tuan rumah di babak 16 besar apabila menjadi juara grup adalah situasi yang sulit ditolak Arema maupun Hanoi. Makanya, keduanya dipastikan tampil ngotot untuk merebut poin sempurna. Berdasarkan regulasi Piala AFC, leg di babak 16 besar hanya digelar satu kali saja dan yang berhak menjadi tuan rumah adalah juara grup.
"Ini sudah target kami. Anak-anak sudah siap mengusung target bersama ini," kata Pelatih Arema Suharno, Selasa (22/4/2014).
Menurut Suharno, timnya kini lebih komplet setelah gelandang pengatur serangan Gustavo Lopez yang semula diragukan tampil sudah pulih. Semua pemain, kata dia, dalam motivasi besar untuk mengalahkan Hanoi sekaligus menuntaskan dendam karena dikalahkan wakil Vietnam itu saat bertandang ke Kanjuruhan beberapa waktu lalu.
"Kami akan tampil menekan sejak awal. Sebab, kita bisa disebut nothing to lose karena tanpa beban. Kami sudah memastikan lolos ke babak selanjutnya," ujarnya.
Hanya saja, Arema harus berjuang lebih keras lagi untuk meretas ambisinya itu. Pasalnya, Hanoi lebih kuat dibandingkan saat pertemuan pertama di kandang Arema. Hal ini tidak lepas dari tambahan tiga pemain asing di kubu Kuning-Putih itu.
Tiga pemain yang dimaksud adalah Sam Gallagher (Bek/Australia), Hughtun Hector (Gelandang/Trinidad & Tobago), Samson Kayode (Striker/Naturalisasi). Sebelumnya ketiganya tidak bisa bermain di Malang dengan berbagai alasan, termasuk karena akumulasi kartu hingga belum ada visa.
Baca Koran Super Ball, Rabu (23/4/2014)