Polisi di Kota Rio de Janeiro Memperpanjang Aksi Mogok Kerja
Ketua Serikat Pekerja Polisi, Francisco Chao mengatakan petugas tetap akan ada bersiaga di kantor polisi
Penulis: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Polisi juga buruh. Bisa itulah yang ada di dalam pikiran para polisi di Brasil yang tengah menggelar aksi mogok kerja 21 hari menjelang pembukaan Piala Dunia 2014.
Polisi menuntut perbaikan kondisi kerja dan kenaikan upah. Kekinian, aksi mogok para polisi digelar di kawasan Rio de Janeiro, Bahia, Minas Gerais dan ibu kota negara Brasilia. Semua wilayah itu merupakan kota tuan rumah pertandingan Piala Dunia yang dimulai 12 Juni mendatang.
Bahkan di Rio, para polisi memutuskan memperpanjang aksi mogok hingga Jumat (23/5) pagi. Namun tak semua anggota kepolisian Rio akan terlibat aksi mogok. Ketua Serikat Pekerja Polisi, Francisco Chao mengatakan tetap akan ada petugas bersiaga di kantor polisi untuk menerima pengaduan terkait tindakan kriminal kekerasan. Dilansir Rio Times, Francisco Chao mengatakan sekitar 30 persen personel akan tetap bertugas memenuhi ketentuan hukum.
Aksi mogok kerja polisi di kota ini bukan pertama terjadi. Awal bulan ini sesaat setelah pelatih Timnas Brasil Luiz Felipe Scolari mengumumkan skuat yang disiapkan untuk Piala Dunia 2014, Polisi di Rio telah menggelar mogok kerja.
Aksi serupa juga terjadi di beberapa kota, terutama kota yang akan menggelar pertandingan, misalnya Brasilia, Fortaleza, Natal dan Porto Alegre. Saat itu juga mogok berlangsung 24 jam. Pada Arpil 2014, aksi mogok polisi juga terjadi.
Terkait pengamanan Piala Dunia 2014, otoritas di Rio de Janeiro merilis tambahan 5.300 tentara bersenjata untuk melindungi fans dan pemain selama turnamen. Dengan tambahan itu, akan ada lebih 8.000 tentara bersiaga di kota Rio de Janeiro.
Eskalasi sosial politik di Brasil memang memanas jelang Piala Dunia 2014. Aksi protes warga yang kecewa dengan besarnya biaya (dianggarkan hingga Rp126 triliun). Padahal mereka butuh perbaikan taraf hidup. Aksi bahkan menular ke personel polisi yang merasakan nasib serupa.