TRIBUNNEWS.COM - Tampil di Piala Dunia 2014, Gervinho menjadi bintang idola di negaranya, Pantai Ganding. Ia mencetak dua gol, termasuk gol penentu pada kemenangan pertama mereka di Grup C dalam laga melawan Jepang.

Sampai-sampai, sejumlah artis ternama di Pantai Gading menciptakan sebuah lagu yang liriknya menyebut-nyebut namanya.

"Beberapa artis di Pantai Gading menyanyikan sebuah laga tentang saya. Liriknya tentang negara kami yang sedang dalam kesulitan karena perang saudara dan kemudian melihat saya di televisi yang merebut gelar juara yang membuat mereka melupakan semuanya," ungkap Gervinho.

Tapi siapa sangka, sang idola Pantai Gading itu ternyata pernah sempat dilarang bermain sepak bola oleh keluarganya. Ketika itu orangtuanya menuntut Gervinho bersekolah daripada bermain sepak bola. Menurut mereka, bermain sepak bola tidak memiliki masa depan. Sampai akhirnya, Gervinho bergabung ke akademi sepak bola milik Jean-Marc Guillou, yakni mantan pemain Timnas Prancis yang berlaga di Piala Dunia 1978.

"Saat itu saya adalah angkatan ketiga, setelah (Kolo) Toure yang pertama kemudian (yaya) Toure yang kedua. Pada awalnya kami bermain tanpa sepatu sebelum latihan untuk bisa memakai sepatu. Setelah tiga tahun hasilnya luar biasa," ungkap mantan pemain Arsenal yang kini bermain untuk AS Roma.

Sayang, suporter Pantai Gading tidak bisa lagi melihat aksi Gervinho di Piala Dunia 2014 di Brasil ini. Kekalahan atas Yunani pada laga terakhir di Grup C memaksa negara dari benua hitam ini angkat koper kembali ke negara mereka.


Baca di Koran Super Ball, Kamis (26/6/2014)