TRIBUNNEWS.COM - Sosok Lionel Messi sangat berperan membawa Argentina melaju sampai babak semifinal. Namun ketergantungan kepada Messi inilah yang dinilai membuat kans mereka untuk bisa juara menjadi tipis.

Prediksi tersebut dilontarkan mantan penggawa Tim Tango, Osvaldo "Ossie" Ardiles. Menurutnya, Argentina perlu menyeimbangkan peran setiap pemainnya bukan hanya didominasi oleh satu orang pemain bintang seperti halnya La Pulga alias "si kutu", julukan Messi.

"Saat ini, Argentina seperti hanya memiliki satu taktik. Berikan bola ke Messi dan ia akan melakukan selebihnya. Ya, Messi memang tampil luar biasa di turnamen ini. Ia selalu jadi man of the match. Sejauh ini, baik-baik saja. Kami juga butuh peran pemain lainnya," kata Ardilles yang ikut memenangkan Piala Dunia 1986.

Ardilles menilai Albiceleste memiliki komposisi skuat yang diisi oleh pemain terbaik di setiap lini. Inilah yang diharapkannya bisa dimaksimalkan oleh Sabella.

"Kami tidak bisa bergantung kepada magis Messi dan semua tim harus berpartisipasi. Kami butuh lebih tajam di lini depan dari Ezequiel Lavezzi dan Gonzalo Higuain," katanya.

Messi menjadi penyumbang gol terbanyak dengan 4 gol. Sementara sisa empat gol lainnya disumbang oleh Angel Di Maria, Gonzalo Higuain, Marcos Rojo, dan satu dari gol bunuh diri Sead Kolasinac.

"Sang Messiah" juga hampir selalu berperan dalam terciptanya gol-gol Argentina. Terakhir, Messi mengawali terciptanya gol Higuain ke gawang Belgia dengan mengirimkan umpan ke sisi kanan lapangan.

Karena hanya mengandalkan Messi itulah, Argentina dinilai tak tampil impresif, dan tak pernah menang dengan marjin lebih dari satu gol dalam menapaki babak semifinal.

Setelah meraih kemenangan 2-1 atas Bosnia Herzegovina pada laga pembuka Grup F, Argentina melaju dengan melahap empat pertandingan berikutnya dengan kemenangan. Beruturut-turut, mereka mengalahkan Iran 1-0, menundukkan Nigeria 3-2, menyingkirkan Swiss dengan skor 1-0, dan terakhir menang 1-0 atas Belgia.

Toh, Pelatih Alejadro Sabella tak terganggu dengan kritikan ketergantungan pada Messi tersebut.

“Setiap tim yang memiliki pemain seperti Messi akan sangat tergantung padanya,”kata Sabella di situs resmi FIFA. “Tapi saya percaya bahwa apa yang dilakukannya merupakan kerja sama seluruh tim. Ia adalahpemain terbaik di dunia, tapi ia tetap menjadi bagian dari tim,” katanya,

Sang pelatih pun tak ingin meninggikan peran Messi yang di gelaran kali ini. Pada gelaran sebelumnya empat tahun lalu, Messi tidak bisa mencetak satu gol pun. “Empat tahun lalu ia dikritik. Sekarang mereka mengatakan bahwa kamiterlalu banyak bergantung padaMessi. Ini tidak mudah,” tambah pelatih berusia 59 tahun itu.

Baginya, di atas segalanya yang penting timnya bisa meraih kemenangan, seperti yang ditunjukkan ketika mengalahkan Belgia, kemarin. "Ini adalah pertandingan terbaik kami di Piala Dunia 2014. Ini merupakan pertandingan terbaik Argentina dalam hal keseimbangan permainan dan semua aspek lain di laga ini," katanya di BBC.

"Kelolosan adalah sebuah kegembiraan besar untuk tim ini, untuk publik Argentina, keluarga saya, dan semua orang. Meski demikian, cederanya Angel Di Maria adalah sebuah pukulan besar," tambahnya.