TRIBUNNEWS.COM - Selama pertandingan Piala Dunia, Argentina tidak pernah terlihat menjadi tim yang jauh lebih unggul dari lawannya. Kemenangan Argentina biasanya hanya unggul satu gol dari pihak lawan.

Albiceleste juga dinilai terlalu bergantung pada kapten mereka, Lionel Messi, untuk mendobrak tembok pertahanan lawan.

Meski Messi menjadi pemain kunci, punggawa Barcelona itu tak mencetak gol di dua pertandingan terakhir Argentina yakni saat melawan Swiss dan Belgia. Angel Di Maria dan Gonzalo Higuain lah yang mencetak gol penentu kemenangan Argentina dalam dua pertandingan tersebut.

Armada Alejandro Sabella juga dituding memiliki pertahanan yang rapuh. Namun sejauh ini, hal itu sepertinya tidak terbukti karena Argentina baru kebobolan empat gol dari lima pertandingan dan mencatat tiga clean sheet.

Sedangkan di kubu Belanda, finalis Piala Dunia 2010 itu selalu memainkan gaya total football yang juga mampu dimodifikasi tergantung siapa lawannya. Kecerdikan Van Gaal pun memegang peranan penting dalam taktik yang diusung De Oranje.

Itu terlihat mulai dari pertandingan perdana Belanda kala membantai Spanyol 5-1, dan selanjutnya mengalahkan Australia, Cili, Meksiko, dan Kosta Rika. Kelihaian Van Gaal yang mengganti Cillessen dengan Tim Krul menjelang adu penalti pun sempat membuat pelatih Kosta Rika Jorge Luis Pinto terkejut.

Taktik Van Gaal itu pun membuahkan hasil dimana Belanda kembali lolos dari lubang jarum dengan memenangi duel adu penalti.

Belanda mengalami masalah ketajaman lini depan mereka sendiri. Robin van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder tak bisa mencetak satu gol pun saat melawan Kosta Rika.

Memang, Belanda sedikit tidak beruntung karena tendangan Sneijder setidaknya dua kali membentur mistar Kosta Rika. Namun Belanda juga beruntung, karena dalam pertandingan tersebut Kosta Rika juga tak mampu mencetak gol selama 120 menit.