Lucas Moura: Saya Yakin Dunga Melihat Aksiku
GELANDANG yang satu ini digadang-gadang bakal menjadi kunci permainan timnas Brasil, di masa datang.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Ade Mayasanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Andila
TRIBUNNEWS.COM - GELANDANG yang satu ini digadang-gadang bakal menjadi kunci permainan timnas Brasil, di masa datang. Banyak orang memprediksi, ia bersama Oscar menjadi jaminan warna permainan menawan Tim Samba. Target pertunjukan perdana tak lain putaran final Piala Dunia 2014.
Namun apa lacur. Semua skema menjadi berantakan. Penyebabnya, Lucas Moura, nama si anak muda berusia 22 tahun tersebut, dianggap tak penting bagi Luiz Felipe Scolari, pelatih Brasil. Alasannya, Lucas dianggap tak cukup mumpuni untuk menjadi tumpuan, selain dianggap tak bisa menjalankan patron yang dikehendaki sang arsitek.
Tak pelak, kenyataan tersebut membuat hampir seluruh publik Brasil bertanya-tanya, seberapa besar kualitas seorang Lucas sehingga harus memaksa Paris St Germain mendatangkannya dengan dana 45 juta euro atau hampi Rp 900 miliar.
Kini, setelah Piala Dunia 2014 rampung, ujian bagi Brasil ada di Copa America tahun depan. Di saat itulah, Lucas mengakui kalau dirinya harus bekerja keras agar bisa selalu masuk dalam radar Carlos Dunga, pelatih 'baru tapi lama' timnas Brasil. Berikut petikan wawancara dengan pemuda berpostur 173 cm tersebut, seperti dilansir FIFA.con dan FourFourTwo.
Selama musim pertama, seberapa besar kekuatan yang Anda rasakan dalam skuat PSG?
Yang pasti, semua pemain ingin bermain dalam setiap pertandingan. Tidak ada pemain yang menyukai berada di bangku cadangan. Permainan kami bagus, terbukti di area kualitas tim yang tetap stabil dalam kompetisi yang sengit. Skuat PSG memliki pemain yang mapan dengan segudang pengalaman. Saya merasa senang dan bangga bisa bergabung dengan skuat PSG. Saya selalu fokus yang diimbangi kerja keras dalam latihan dan pertandingan. Apapun yang terjadi sekarang, konsentrasi pada setiap pertandingan demi raihan trofi Ligue 1. Ketika kesempatan itu datang, sudah pasti akan saya rebut.
Bakat yang Anda miliki tidak diragukan lagi, bagaimana Anda menyesuaikan gaya permainan sepak bola Eropa?
Saya tidak pernah berpikir bisa membuktikannya. Saya tidak pernah merasa puas dalam pertandingan yang saya lakoni. Tidak hanya dari sisi taktik, tapi juga serangan maupun pertahanan. Saya merasa telah banyak berkontribusi dalam skuat PSG di banyak laga, Meskipun lebih banyak menjadi pemain cadangan, hal tersebut dinilai normal di Eropa. Secara taktis, saya berpikir sudah terbiasa berada di sini sekarang. Gaya permainan tanpa banyak mengotak ngatik bola dan langsung mengarah ke gawang. Saya juga berhasil menambahkan gaya gaya baru dalam permainan saya.
Bagaimana dengan permainan Anda yang terbaru?
Hal tersebut bukan keraguan baru. Saya harus bisa menerima pola pikir Eropa dan sedikit merubah karakter, tapi tidak membuat saya kehilangan gaya permainan. Bahkan ketika saya melangkahan kaki ke rumput hijau, saya bisa merasakan fans sudah mulai berubah. Bisa dikatakan, saya hampir tidak tidur seminggu setelahnya. Saya tidak percaya, bola tidak akan menghilang begitu saja dari diri saya. Itu tidak akan mudah terlupakan dengan cepat. Setiap bertemu para penggemar PSG, mereka selalu menanyakan hal tersebut.
PSG juara Liga Perancis selama dua kali berturut turut, Di sisi lain, juga sempat berada di perempatfinal Liga Champions pada dua kali kesempatan. Apakah kemenangan di level Eropa menjadi prioritas?
Kita tahu kesempatan apa yang kami miliki. Dan tentunya bukan hanya presiden klub dan pelatih yang bermimpi memenangkan Liga Champions. Seluruh pemain dan para penggemar juga begitu. Tidak bisa disangkal kalau klub kami menjadi favorit di Liga Prancis. Kita harus berjuang keras dan tetap fokus di dua kompetisi. PSG memliki pemain yang tepat untuk melakukannya. Setidaknya, kami telah berjuang untuk mencapai babak semi final dua kali, melawan Barcelona dan Chelsea yang menghasilkan kekalahan karena kalah gol tandang. PSG mempunyai kesempatan untuk terus bertahan di dalam komperisi, mendapatkan lebih banyak fans dan kami yakin akan berhasil.
Piala Dunia lalu mungkin menjadi sesuatu yang Anda rindukan. Bagaimana Anda menilai turnamen tersebut secara keseluruhan?
Jelas, hal pertama saya menyaksikan hampir semua pertandingan dan menikmati pestanya. Saat itu, saya pulang ke rumah untuk liburan, sebelum saya kembali ke sini untuk pra musim. Memang, saya tidak menyaksikan pertandingannya langsung, beberapa kali saya menontonnya di televisi. Saya ikut bersorak bersama teman teman. Mimpi buruk kami, melihat Brasil harus tersingkir di rumah sendiri. Tentunya, kita mengetahui kehebatan timnas Jerman. Mereka adalah tim yang selalu menjadi favorit di ajang piala dunia. Brasil mendapatkan banyak pelajaran, dan harus kami perbaiki secepatnya jika tak ingin kembali malu di turnamen berikutnya.
Bagaimana perasaan Anda melihat penampilan timans Brasil, yang mungkin saja membayangkan juga ada Anda di sana?
Saya pernah merasakan berada di antara fans dan seorang pemain. Disatu sisi saya merasa berada di sana juga. Saya menghabiskan banyak waktu bersama skuat Brasil yang hampir tidak berubah setelah Piala Konfederasi. Saya pernah menyaksikan hanya menjadi penonton. Kami menyaksikan laga semi final di Afrika, ketika itu kami sedang dalam tur pra musim, dan itu sangat menjengkelkan. Pemain PSG dan rekan setim Brazil, Marquinhos, saya menontonnya bersama. Itu sangat menyakitkan. Sekarang kita harus melihat ke depan. Luka luka tersebut akan menjadi motivasi untuk langkah berikutnya setelah Brasil melewati berbagai adangan.
Bagaimana rasanya melihat Thiago Silva, Maxwell dan David Luiz ketika mereka berlaga di piala dunia? Apakah anda membicarakan apa yang terjadi atau mereka memilih tidak berkata apapun?
Itu sangat berat. Coba bayangkan berapa orang yang telah mengatakan hal serupa kepada mereka. Menanyakan hal tersebut, memberikan komentar, menjadi sesuatu yang sangat menyedihkan karena kami gagal di rumah sendiri. Saya pikir yang mereka inginkan sekarang adalah melupakannya sejenak. Artinya, itu akan tetap menjadi memori, tapi mereka tetap bisa bermain dan menghapuskan sedikit rasa kecewa tersebut. Langkah kongkrit saya, adalah membantu memotivasi untuk memikirkan masa depan.
Saat ini ada pelatih baru. Bagi Anda, apakah itu juga memberikan harapan baru?
Timnas Brasil selalu menjadi prioritasku. Dan seperti orang ketahui, ketika pelatih baru datang akan menimbulkan sebuah harapan baru dan meningkatkan motivasi. Kita mengetahui proses baru dimulai. Semua pelatih memiliki jalan berpikir yang berbeda. Saya berada di skuat Brasil selama hampir 3 tahun. Pengalaman tersebut memberikan hal terbaik dalam hidup saya, karena saya yakin, Dunga (nama pelaih baru Brasil), pasti akan memperhatikan gerak gerik saya. Saya akan berusaha maksimal untuk selalu memberikan yang terbaik ketika diturunkan dalam pertandingan PSG. Pekerjaan tak mudah, karena di sana juga banyak pemain berkelas yang sesuai dengan posisiku juga. Kami selevel, dan itulah tantangan tersendiri bagiku untuk menembus tim utama. Jika berhasil, tentu saja saya memiliki kualitas tinggi.
Anda pernah berada dalam skuat Brazil cukup lama, apakah Anda pernah diberikan kesempatan kembali untuk membuktikan kemampuan Anda?
Sulit bagi saya untuk membicarakan hal tersebut. Anda tahu, ketika saya berbicara nanti mungkin bisa menghasilkan kontroversi. Semua orang tahu saya tidak memiliki kapasitas apapun untuk mengatakan itu, selain tentu saja berharap. Saya hanya menginginkan fokus bermain bola. Saya memiliki satu kali kesempatan untuk bermain di bawah kepelatihan Felipao Scolari. Biasanya, saya hanya dipasang ketika 10-15 menit menjelang akhir laga. Saya tidak sedang mengkritik, lagi pula terserah pelatih yang berhak memutuskan. Keputusannya jelas lumrah untuk dihormati dan diterima. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, saya merasa nyaman dengan diri saya saat ini. Tidak ada gunanya melihat masa lalu, Saya akan menunjukkan yang terbaik di lapangan. Sekali lagi, saya yakin kali ini Dunga pasti akan selalu mengawasiku setiap ada pertandingan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.