Blitz Tarigan Kesulitan Jaga Atmosfer Pertandingan
Persija sendiri menyiasati libur kompetisi dengan latihan bertahap. Pertama, pemain diliburkan pada rentang 13-22 Juni.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Jadwal amburadul yang tersaji di pentas Liga Super Indonesia (LSI) 2014 ditengarai menjadi faktor penyebab inkonsistensi Persija Jakarta. Panjangnya waktu libur membuat pelatih kesulitan mempertahankan atmosfer pertandingan.
Sebelumnya, PT Liga Indonesia memberhentikan LSI mulai 13 Juni hingga 6 Agustus 2014 karena penyelenggaraan pemilihan umum Presiden RI 2014 yang dihelat pada 9 Juli.
Persija sendiri menyiasati libur kompetisi dengan latihan bertahap. Pertama, pemain diliburkan pada rentang 13-22 Juni. Setelah latihan
kurang dari sepekan, jatah libur tahap kedua diberikan pada 28 Juni hingga 9 Juli.
Skuat Macan Kemayoran kembali menjalani aktivitas latihan rutin selama ramadan pada 10-25 Juli. Pemain mendapatkan jatah libur empat hari, yakni 26-29 Juli dan mulai rutin berlatih pada 30 Juli.
Jadwal tiga pertandingan selanjutnya cukup ideal. Persija rutin tampil menghadapi Persib Bandung (10/8/2014), Pelita Bandung Raya (14/8/2014), dan Semen Padang (21/8/2014). Sayangnya, Persija hanya mampu meraih imbang dari tiga laga tersebut.
Gap jarak bertanding kembali terjadi di laga pamungkas. Di mana Macan Kemayoran harus menjamu Barito Putera, Jumat (5/9/2014).
"Banyaknya libur kompetisi yang terlalu lama membuat kami kesulitan menjaga atmosfer pertandingan. Rangkaian uji coba yang kami buat juga tidak cukup karena nuansa pertandingan resmi dan uji coba jauh berbeda," kata Asisten Pelatih Persija Blitz Tarigan.
Blitz berharap anak asuhnya mampu meraup poin maksimal dari Barito untuk menjaga asa lolos ke delapan besar menyusul tiga tim teratas, yakni Arema Indonesia, Semen Padang, dan Persib Bandung.
Persija yang kini berada di posisi empat klasemen dengan nilai 31 wajib meraih kemenangan atas Barito di Jakarta untuk mencapai nilai maksimal 34 poin. Dengan catatan, tim peringkat kelima dengan nilai 29, Pelita Bandung Raya tersandung di dua laga tersisa.