TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Manajemen Persija Jakarta berencana menggelar rapat evaluasi tim dalam waktu dekat. Kinerja tim pelatih pimpinan Benny Dolo bakal menjadi sorotan utama menyusul kegagalan menembus delapan besar. Prestasi jeblok yang dialami Macan Kemayoran di pentas Liga Super Indonesia (LSI) 2014 harus dipertanggungjawabkan oleh tim pelatih. Sebab, manajemen mengaku telah memberikan wewenang penuh dalam hal perekrutan pemain.

"Komposisi tim pelatih bisa berubah. Tapi kami masih mengkaji segala kemungkinan lebih lanjut apakah mereka dipertahankan atau tidak. Demikian juga dengan masa depan pemain," kata Manajer Persija Asher Siregar yang ditemui di Sekretariat Persija, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, belum lama ini.

Asher mengaku belum dapat memastikan jadwal pertemuan dengan tim pelatih. Sebab, duo asisten pelatih tim Ibukota, Hendri Susilo dan Blitz Tarigan, masih mengikuti kursus kepelatihan C AFC di Yogyakarta hingga 22 September.

"Ada rencana rapat evaluasi digelar pekan depan. Tapi, kami masih menyusun jadwal yang cocok agar pertemuan lengkap," ujarnya.

Pihak manajemen akan meminta pertanggungjawaban dari tim pelatih terkait prestasi buruk skuat Persija di Liga Super Indonesia (LSI) 2014. Evaluasi keseluruhann pemain di sepanjang musim pun akan menjadi agenda pembahasan.

Pelatih kepala Benny Dolo mengaku siap menunggu keputusan dari manajemen. Ia mengaku siap menanggung risiko terburuk sekalipun, yakni tidak diperpanjang kontrak akibat gagal meloloskan tim Ibukota ke fase delapan besar.

"Saya berharap masih bisa menangani Persija untuk musim depan. Tapi, saya juga akan bersikap profesional jika memang tidak lagi
dipertahankan. Ini hal yang biasa terjadi dalam sepak bola," ujar Benny Dolo.

Sejak awal musim, manajemen Persija sempat melontarkan target juara LSI 2014. Namun, keinginan tersebut kandas setelah tim Oranye hanya mampu finis di peringkat kelima klasemen dengan mengemas 34 poin hingga akhir klasemen wilayah barat.

Tim elite Ibukota ini kalah satu poin dari Pelita Bandung Raya (PBR) yang sukses meraih nilai 35 dan berhak menempati peringkat empat klasemen. Tidak lolos ke delapan besar merupakan prestasi terburuk di sepanjang kompetisi LSI dengan format dua wilayah.