Kompetisi Eropa Panggung Roberto Soldado
Kompetisi antarklub Eropa seolah menjadi ajang pembuktian bagi Roberto Soldado.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BEOGRAD - Kompetisi antarklub Eropa seolah menjadi ajang pembuktian bagi Roberto Soldado. Sejak didatangkan ke White Hart Lane pada musim lalu, dia memang hanya mampu mencetak enam gol dari 28 pertandingan di Premier League, namun di Liga Europa catatan itu berbanding terbalik. Soldado mampu mencetak lima gol dari tujuh penampilan.
Sebagai catatan gol tersebut dicetak hanya dalam dua pertandingan, tiga gol sewaktu mengalahkan Anzi 4-1 dan dua gol saat menang 5-0 atas Dinamo Tbillisi. Tak salah memang apabila Spurs bermain di Eropa, dia selalu menjadi pilihan pertama walaupun pelatih berganti dari Andre Vilas Boas, Tim Sherwood, dan Mauricio Pochettino.
Soldado meminta bantuan rekan satu tim untuk memberikan umpan-umpan matang yang mempermudah dia untuk mencetak gol. “Itu tidak akan mudah, namun dengan kerja keras dan bantuan rekan-rekan setim saya, maka saya yakin saya akan mampu mencetak gol,” ujarnya seperti dilansir Reuters kemarin.
Kehadiran Soldado menambah variasi pemain depan, setelah Emmanuel Adebayor dan Harry Kane. Namun, melihat ketatnya persaingan di Premier League, maka Pochettino akan melakukan rotasi pemain. Gudari akan mendapatkan kesempatan bermain sebagai starter ditempatkan sebagai target man dalam formasi 4-3-3.
Sementara, Harry Kane, yang telah mencetak dua gol dari dua penampilan di Liga Europa musim ini akan ditempatkan di sisi sayap kiri, dan Erik Lamela akan beroperasi dari sisi kanan. Di tengah akan bermain Moussa Dembele, Nacer Chadli, dan Christian Eriksen. Spurs akan kehilangan Jan Vertonghen (cedera otot) dan Kyle Walker, yang menjalani operasi perut pada bulan ini.
“Lamela, Adebayor, Chadli, dan Eriksen membuat pergerakan di lapangan dan terus berotasi. Mereka menjalani peran bebas. Meskipun kami banyak berlatih, tetaplah penting untuk membuat para pemain mampu membebaskan pikirannya karena mereka adalah pemain kreatif. Anda tidak boleh membuat pemain seperti ini bermain di bawah kekangan,” tutur Pochettino.
Partizan memulai petualangan di Eropa dari kualifikasi ronde kedua Liga Champions, tetapi klub asal Serbia itu menderita kekalahan dari Ludogorets. Akhirnya, skuat asuhan pelatih Marko Nikolic meraih tiket ke Liga Europa, setelah menang agregat 5-3 atas klub Neftci dari Azerbaijan. Di fase grup C ini, Partizan bersama Tottenham, Besiktas, dan Asteras Tripolis.
Klub tersebut mempunyai kenangan buruk saat bertemu klub asal London, Inggris, yaitu ketika kalah masing-masing dengan skor 1-3 atas Arsenal saat laga kandang dan tandang di fase grup Liga Champions musim 2010-2011. Di pertandingan menghadapi Spurs, Petar Skuletic tidak bisa bermain karena larangan tampil.