TRIBUNNEWS.COM, INCHEON – Timnas Indonesia harus mewaspadai timnas Korea Utara pada babak 16 besar Asian Games XVII di Ansan Wa Stadium, Jumat (26/9/2014). Korea Utara memiliki sejarah bagus di pesta olahraga terbesar Asia tersebut.

Korea Utara pertama kali mengikuti cabang olahraga sepak bola di Asian Games pada 1974 di Tehran, Iran. Ketika itu Korea Utara berhasil lolos dari fase grup dan gagal meraih medali setelah kalah 1-2 dari Malaysia pada perebutan medali perunggu.

Empat tahun berselang, Korea Utara berhasil meraih medali emas pada Asian Games 1978 di Bangkok, Thailand. Medali emas ini dibagi dengan tetangganya, Korea Selatan setelah pertandingan tetap 0-0 hingga berakhirnya babak tambahan.

Pada 1982 di New Delhi, India, Korea Utara berhasil melaju hingga babak semifinal. Medali perunggu kemudian diberikan kepada Arab Saudi karena Korea Utara terbukti menyerang ofisial pertandingan setelah laga Kuwait. Akibat perbuatan itu Korea Utara mendapat sanksi larangan bertanding selama dua tahun.

Korea Utara kembali ke Asian Games pada 1990 di Beijing, China. Mereka berhasil meraih medali perak setelah kandas di tangan Iran.

Absen di Bangkok pada 1998, Korea Utara kembali berpartisipasi pada 2002 di Busan, Korea Selatan. Sejak itu pencapaian Korea Utara selalu terhenti pada babak perempat final.

Bagaimana dengan Indonesia? Sejak sepak bola pertama kali ditandingkan pada Asian Games 1951 di New Delhi, India, Indonesia selalu berpartisipasi hingga 1970. Selama kurun waktu tersebut prestasi terbaik Indonesia adalah medali perunggu pada 1958 di Tokyo, Jepang.

Indonesia tidak tampil pada Asian Games 1974 hingga 1982. Indonesia baru kembali ikut serta pada 1986 di Seoul, Korea Selatan. Ketika itu Indonesia menjadi juara keempat dan tidak berhak meraih medali.

Indonesia kemudian absen pada 1990 hingga 2002. Indonesia baru kembali tampil pada 2006 di Qatar. Empat tahun lalu mereka absen di Guangzhou, China.