BTN PSSI Sudah Melaksanakan Semua yang Dibutuhkan Timnas, Makanya Jangan Tendensius Sama BTN
BTN dinilai gagal apabila timnas tidak bisa menggelar pemusatan latihan karena tidak ada sarananya
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat sepak bola nasional Raja Parlindungan Pane mengatakan, pendapat kegagalan Timnas yang dialamatkan kepada BTN merupakan tuduhan yang tendensius. Pasalnya, BTN telah melakukan semua hal yang dibutuhkan oleh tim, jajaran pelatih, official, bahkan seluruh jajaran pemain Timnas Indonesia.
"Karena tugas pokok BTN sudah dilaksanakan dengan baik, tidak ada yang dilewatkan oleh BTN. Semua program dijalankan, lantas untuk apa menyalahkan BTN, jadi sudah tidak perlu lagi ada saling menyalahkan, karena dimanapun juga namanya di lapangan yang bertanggung jawab adalah pelatih," ungkap Raja Parlindungan Pane, Kamis (27/11/2014).
Seperti diketahui, tugas BTN adalah memfasilitasi Timnas, mulai dari Persiapan pembentukan official sampai pemusatan latihan, ujicoba dan hari pelaksanaan dari event yang diikuti Timnas berbagai kelompok umur.
"Selain itu, BTN juga sudah melakukan pekerjaan dalam memutuskan menentukan pelatih, BTN menyiapkan forum fit and proper test terhadap calon-calon pelatih, dimana pemilihnya adalah panelis dari komite teknik PSSI dan beberapa pelatih senior di Indonesia. Jadi saya rasa, semua hal itu sudah dilakukan," urainya.
Raja-panggilan singkat Radja Parlindungan Pane- juga mengatakan, BTN memastikan semua program yang disusun oleh pelatih terpenuhi. Mulai dari program seleksi pemain sampai pemusatan latihan, ujicoba dan keberangkatan ke event.
"Jadi apa yang salah dengan BTN," selorohnya.
Memang, otoritas tertinggi yang menangani timnas itu juga telah menyiapkan perangkat pendukung untuk Timnas, yaitu divisi High Performance Unit, yang berisi tim analis lawan, tim statistik pertandingan, hingga kelengkapan data dan video calon lawan.
Selain itu, BTN memastikan semua pemain yang cedera akibat TC Timnas dipulihkan atau disembuhkan. Sehingga kembali ke klub seperti ketika datang ke TC.
"BTN juga tidak pernah terlibat secara teknikal dalam menentukan pemain atau pola latihan dan skema bermain yang disusun pelatih. Karena itu hak prerogatif pelatih, jadi bukan hal yang mudah mengelola Timnas dengan baik itu, saatnya sekarang itu adalah jangan ada budaya saling menyalahkan. PSSI saat ini sudah menyatu dan sudah baik," ujar pria yang akrab disapa Bang Raja ini.
Menurut Raja, BTN dinilai gagal apabila timnas tidak bisa menggelar pemusatan latihan karena tidak ada sarananya, atau tidak bisa menyiapkan fasilitas penunjang TC, seperti hotel, konsumsi dan perlengkapan.
"BTN gagal apabila Timnas tidak bisa berangkat ke ajang (event) yang diikuti, karena tidak mendapatkan penerbangan atau sarana transportasi. Atau tim tidak terurus di lokasi event. Faktanya, semua tugas dan fungsi BTN telah dilakukan dengan maksimal dan tidak ada masalah terkait fasilitasi dan hospitality. Soal bagaimana pola, skema, strategi dan taktik bermain 2x45 menit di lapangan, adalah domain pelatih," paparnya.