Jarot Supriadi: Tim Terlena Protes Sampai Lupa Menutup Bola
Saat pemain Filipina mengeksekusi bola, Kurnia Mega Hermansyah keluar dari sarang untuk melontarkan protes terhadap wasit.
Penulis: Syahrul Munir
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih kiper Tim Nasional Indonesia U-19 Jarot Supriadi mengatakan skuat Filipina berhasil mengambil keuntungan dari ketidaksiapan pemain belakang tim nasional Indonesia senior pada eksekusi tendangan bebas tidak langsung (in direct) yang berbuah gol.
Saat pemain Filipina mengeksekusi bola, penjaga gawang Tim Nasional Indonesia senior Kurnia Mega Hermansyah keluar dari sarang untuk melontarkan protes terhadap wasit. Timnas Indonesia dipermalukan Filipina dalam laga Piala AFF 2014 dengan skor 4-0.
"Saya tidak ingin menyudutkan pemain. Tapi Filipina berhasil memanfaatkan keuntungan dari free kick ini dan pemain kita tidak siap," ujar Jarot Supriadi kepada Harian Super Ball.
Jarot, yang juga mantan pelatih kiper Persipura Jayapura itu mengatakan dirinya tidak sampai jauh menilai jika sekelas pemain tim nasional tidak paham aturan pertandingan. Akan tetapi, pelatih yang mengawali karir profesionalnya di klub Persita Tangerang itu melihat perilaku protes terhadap wasit ini terbawa karena kebiasaan di klub saat menjalani kompetisi di tanah air.
"Kalau di kompetisi kita setiap kali protes ke wasit selalu pertandingan terhenti dalam hitungan beberapa detik saja. Karena terjadi diskusi antara wasit dengan pemain. Nah, kalau di luar (internasional) itu tidak, karena mereka benar menegakkan aturan," ujarnya.
Jarot menambahkan pihaknya tidak menyalahkan upaya protes yang dilakukan pemain terhadap wasit karena tidak terima dengan keputusan free kick in direct yang diberikan kepada lawan.
Namun, kesalahan fatal yang dilakukan tim, kata Jarot tak ada satu pun pemain yang menutup bola saat pelanggaran itu diberikan. "Semuanya konsentrasi menghampiri wasit, dengan harapan terjadi komunikasi. Sementara bola dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menutup," ujarnya.
Jarot mengatakan saat bersama timnas U-19, pihaknya menekankan kepada satu pemain untuk menutup bola jika wasit memberikan hadiah tendangan bebas, terutama jika pelanggaran itu dilakukan di depan kotak pinalti. Fungsinya, untuk mengantisipasi upaya mencari keuntungan lawan dengan menendang langsung bola saat posisi belum siap.
"Kita tekankan ada satu orang yang fokus menutup bola saat pelanggaran terjadi terutama di depan kotak pinalti. Caranya banyak, ada yang pura-pura membenarkan kaos kaki di depan bola itu," ujarnya.