TRIBUNNEWS.COM - Liverpool memiliki beban berat ketika menjamu FC Basel pada Matchday 6 Grup B Liga Champions, dini hari nanti, di Stadion Anfield. Bayang-bayang kegagalan dengan lawan yang sama, membayangi perjuangan armada Brendan Rodgers.

Bagi Steven Gerrard, memori kelam saat kalah bersaing dengan Basel 14 tahun lalu, masih sangat membekas. Situasinya-pun tak jauh berbeda dengan apa yang akan dihadapi Liverpool, malam nanti. Yup, saat itu, kala fase grup Liga Champions 2002/.2003, Liverpool butuh tiga poin untuk lolos daru Grup B dan menemani Valencia.

Namun apa daya, di laga terakhir, mereka justru ditahan imbang 3-3. Tiga gol dari Julio Hernán Rossi pada menit ke-2, Giménez (22') dan Atouba (29'), hanya mampu dibalas oleh Danny Murphy (61'), Vladimir Šmicer (64') dan Michael Owen (85').

Sebelumnya, pada laga pertama di Anfield, Basel sukses menuai satu poin. Gol Milan Baros pada menit ke-34, berhasil dibalas pada menit ke-43 via aksi Julio Hernán Rossi. “Itu kenangan yang tak bagus. Sekarang, kami harus merasakan itu lagi. Beban memang ada di pundak Liverpool, tapi saya yakin semua bisa dilewati dengan baik,” tutur Gerrard.

Catatan kurang bagus memang menaungi laga penentuan Liverpool musim ini. Bagaimana tidak, mereka takluk empat kali dalam enam laga terakhir di Stadion Anfield, di level Liga Champions. Meski belum pernah kalah saat menjamu wakil Swiss, namun catatan dua seri jelas berpengaruh.

Manajer Basel, Paulo Sousa mengaku senang dengan beban moral yang akan menyelimuti permainan Gerrard dkk. Kubunya memang hanya cukup bermain aman, meski itu bukan tujuannya datang ke Merseyside.

“Kami menang di pertemuan pertama setelah bekerja keras. Sekarang, kami akan melakukan itu lagi, juga dengan kerja yang lebih keras lagi. Tim akan berusaha untuk mencetak gol dan menang,” ancam Sousa.