Sukardi Pertanyakan Obyektifitas Seleksi Timnas U-23
Menurut Sukardi, anak sulungnya itu pantas untuk mengikuti seleksi tahap kedua yang digelar di Sawangan, Depok.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Asisten pelatih Mitra Kukar, Sukardi mempertanyakan obyektivitas penyeleksian tahap pertama Timnas U-23 yang digelar pada 28 November - 7 Desember 2014 di Kompleks Universitas Negeri Yogyakarta. Menurut Sukardi penilaian pelatih Aji Santoso kurang fair, karena anaknya stopper Mitra Kukar, Hagi Permana gagal lolos pada seleksi Timnas U-23. Padahal Hagi mengikuti seleksi sejak awal seleksi tahap pertama.
"Aneh, anak saya yang ikut seleksi sejak awal malah tidak lolos ke seleksi tahap berikutnya. Sedangkan saya dengar ada pemain yang cuma latihan satu hari saja malah lolos," kata Sukardi kepada Harian Super Ball.
Menurut Sukardi, anak sulungnya itu pantas untuk mengikuti seleksi tahap kedua yang digelar di Sawangan, Depok. Namun apa nyana, Hagi justru tidak dipanggil kembali. Sehingga harapannya untuk memperkuat tim Garuda Muda pupus sudah. (Baca juga: Hagi Permana Tidak Lolos ke Timnas U-23)
"Jika ada pemain yang baru satu hari ikut latihan dan langsung lolos, berarti penilaiannya seperti apa. Jika seluruh pemain yang lolos memang benar-benar mengikuti seleksi sejak awal tidak masalah. Ini jadi pertanyaan seluruh pemain yang tidak lolos," ucap Sukardi.
Kritikan itu memang tidak akan merubah keputusan Aji Santoso yang meloloskan 30 pemain dari 67 pemain yang diseleksi. Namun, Sukardi meminta kepada pelatih timnas untuk lebih terbuka dalam memberikan penilaian. Sehingga pemain-pemain yang tidak lolos mendapat penjelasan yang masuk akal.
"Memang keputusan dari pelatih Timnas U-23 tidak bisa berubah. Tetapi setidaknya ada penjelasan kenapa pemain tidak lolos, sehingga tidak muncul banyak pertanyaan dan kebingungan. Pasalnya pemain merasa sudah mengikuti seluruh program seleksi sejak awal. Tetapi justru ada yang lulus dengan hanya latihan satu hari saja," terang Sukardi.
Meski kecewa, namun Sukardi berharap anaknya, Hagi, masih berkesempatan memperkuat timnas di masa mendatang. "Tidak lolos di seleksi tahap ini, tidak apa-apa. Masih ada peluang untuk bisa masuk ke skuat timnas. Siapa tahu anak saya rejekinya justru di Timnas Senior mendatang," tambah Sukardi.
Oleh karena itu, Sukardi meminta kepada anaknya untuk tampil lebih baik lagi di kompetisi musim depan. "Jika tampil bagus di klub, tentu akan dilirik pelatih timnas. Oleh karena itu, saya menginginkan dia untuk bisa bergabung dengan tim yang memberinya kesempatan berlaga lebih banyak," jelasnya.
Sebagai pemain muda, Hagi, diharapkan bisa main di klub Divisi Utama. "Sebaiknya anak saya bisa bergabung dengan tim Divisi Utama. Jika bergabung dengan tim di Liga Super Indonesia (LSI), peluangnya untuk sering diturunkan masih tipis, karena anak saya perlu jam terbang. Persaingan untuk masuk ke skuat inti di tim LSI juga ketat," papar Sukardi.
Menurut Sukardi, saat ini Hagi masih mengikuti pemusatan latihan Mitra Kukar di Lapangan Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur. Namun Hagi belum bisa dipastikan untuk kembali dikontrak. Kontrak Hagi sampai Desember 2014.
"Jika tidak diperpanjang kontraknya di Mitra Kukar, saya akan membantu mencarikan tim Divisi Utama. Memang sudah ada tim DIvisi Utama yang menawarinya, tetapi belum ada kata deal. Hagi juga sedang menunggu kepastian perpanjangan kontrak di Mitra Kukar," tutur Sukardi.