Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kehadiran Stefano Lilipaly melengkapi skuad bintang Persija Jakarta menjelang kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2015. Gelandang naturalisasi asal Belanda itu menjadi pembelian termahal kedua tim Ibukota setelah Martin Vunk.

Jika sebelumnya Vunk diboyong dengan nilai mencapai Rp 2 miliar, maka harga Stefano berada di kisaran Rp 1,8 miliar. Sementara striker asing asal Rusia, Yevgeni Kabayev, menempati urutan pemain termahal ketiga dengan banderol Rp 1,75 miliar.

"Angkanya beda tipis. Yang pasti Vunk pemain asing termahal kami musim ini, kemudian Lilipaly, di bawahnya sedikit lagi kabayev," kata Ferry Paulus yang ditemui di Kantor Sekretariat Persija Jakarta.

Biaya mahal yang digelontorkan manajemen dinilai pantas untuk mendatangkan sosok motor serangan setaraf Lilipaly. Pemain binaan AZ Alkmaar itu diharapkan mampu memberikan kontribusi maksimal untuk memuluskan target juara yang diusung manajemen.

"Target meraih juara sudah makin terasa anginnya. Setelah ada Greg (Nwokolo), Bepe (Bambang Pamungkas), dan Stefano. Kami tentu berharap kehadiran sejumlah pemain bintang ini bisa menghapus dahaga gelar juara yang belum kita raih selama 13 tahun terakhir," ujar Ferry.

Stefano sendiri mengaku bangga bisa bergabung dengan salah satu klub besar di Indonesia. Persija, dianggap sebagai batu loncatan untuk kembali memperkuat tim nasional Indonesia.

"Sebelumnya saya sudah bertanya dengan beberapa teman dan keluarga di sini (Indonesia-red). Persija adalah tim besar dan punya ambisi meraih juara, dan saya ingin berkontribusi mewujudkan target tersebut," tutur Stefano.

"Saya berharap bisa mendapat kesempatan tampil banyak di Persija agar bisa kembali dilirik untuk kembali masuk tim nasional Indonesia. Mungkin ini langkah awal untuk mencapai tujuan tersebut," ujar Stefano yang menjalani debutnya di timnas senior kontra Filipina, 14 Agustus 2013.

Kehadiran Stefano semakin memantapkan komposisi lini tengah tim Oranye yang sudah lebih dulu kedatangan Martin Vunk, Rendy Irawan, dan Alvin Tuasalamony.