Berapa Banyak Masyarakat yang Dirugikan Jika Arema Tak Ikut ISL?
Menghentikan Arema sama saja dengan mematikan perekonomian rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya atas keberadaan Arema Cronus.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Aremania secara tegas menolak keputusan Menpora melalui Badan Olahraga Profesional yang tak merestui kepesertaan Arema di Indonesia Super League (ISL) 2015.
Bagi mereka, menghentikan Arema sama saja dengan mematikan perekonomian rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya atas keberadaan Arema Cronus.
“Dapat kita bayangkan seandainya Arema ini benar-benar gak ada, ada berapa banyak masyarakat yang dirugikan? Sebab secara tidak langsung keberadaan Arema ini juga turut memutar roda perekonomian rakyat,” kata Yuli Sugianto Senin, (13/4/2015) silam seperti dilansir Aremafc.com.
Atas penolakan terhadap keputusan BOPI itu, ribuan Aremania menggeruduk saat Gedung DPRD Kota Malang untuk berunjukrasa dan menyampaikan keluhan mereka.
‘’Baru dua pertandingan yang diputar di Malang itu sudah memberikan dampak positif bagi perekonomian, ada kehidupan yang berputar disana, mulai dari pedagang asongan, tukang parkir, keamanan dan lain-lain. Jadi menjegal Arema sama saja menghentikan perekonomian rakyat,” imbuh pria yang akrab disapa Jhoelez ini.
Yuli melihat kejanggalan dari sikap BOPI, sebab pihak Arema sudah memenuhi syarat dengan melakukan upaya rekonsiliasi dengan mempertemukan tokoh-tokoh yayasan Arema.
“Sudah ada upaya rekonsiliasi yang dilakukan oleh yayasan Arema, AFC dan FIFA juga sudah mengakui, ada apa dengan Menpora?,” ucapnya.