Konsekuensi Pembekuan PSSI
Kekisruhan sepertinya memang akrab dengan alur persepakbolaan Indonesia. Berikut konsekuensi atas keputusan pembekuan PSSI
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekisruhan sepertinya memang akrab dengan alur persepakbolaan Indonesia. Teranyar, adalah kemelut soal status profesional klub Indonesia Super League (ISL) yang berujung pada pembekuan induk organisasi sepkabola Indonesia, PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) lewat SK Nomor 01307 Tahun 2015.
Lepas dari polemik panjang yang terjadi, BACA: Cerita Berliku Kemelut PSSI dan Kemenpora, ada konsekuensi yang harus dihadapi atas pembekuan secara organisatoris PSSI.
Hal yang utama adalah tidak diakuinya semua keputusan dan hasil pemilihan Ketua Umum PSSI dalam kongres luar biasa PSSI yang baru saja dilakukan.
Itu artinya, ketua umum PSSI periode 2015-2019 yang menang telak dalam KLB itu, La Nyalla Mattalitti juga tak diakui oleh pemerintah. Adapun La Nyalla Mattalitti diberitakan telah menyiapkan langkah hukum untuk menentang SK Menpora itu.
Konsekuensi lainnya adalah kian tak jelasnya nasib Indonesia Super League (ISL) yang sebelumnya ditunda. Kompetisi ini diasuh oleh PT Liga Indonesia yang menginduk pada PSSI. Pembekuan PSSI selaku organisasi induk membuat kompetisi kehilangan payung.
Dari sini, efek bola salju akan diterima klub-klub peserta yang terhitung baru melakoni dua atau tiga pertandingan awal ISL 2015. Ketidakjelasan alur kompetisi mengancam sejumlah sponsor menarik dukungan pada klub-klub. Dengan kata lain, periuk nasi klub-klub untuk membayar kebutuhan klub termasuk gaji-gaji pemain juga terancam.
Konsekuensi lain adalah sanksi FIFA. Sebelumnya, organisasi sepakbola dunia tersebut sudah melayangkan surat 'protes' terhadap Kemenpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) atas langkah yang dianggap FIFA sebagai bentuk intervensi.
FIFA mengancam akan memberikan sanksi berat berupa pengusiran Indonesia dari keanggotaan FIFA jika intervensi itu terus terjadi.Adapun Kemenpora dan BOPI menganggap langkah mereka justru sebagai bentuk usaha agar aturan FIFA bisa tegak.
Jika ancaman FIFA tak semata gertak sambal, maka Indonesia, baik klub maupun Timnas, tak bisa lagi mengikuti sejumlah ajang internasional. Itu artinya tanda bahaya buat Persib Bandung dan Persipura Jayapura yang kini tengah nyaman berlaga di Piala AFC 2015.
Publik Indonesia juga harus bersiap gigit jari karena tak bisa menyaksikan Timnas berlga di ajang internasional seperti SEA Games 2018, pra-Piala Dunia 2018, serta ajang-ajang lain yang sifatnya lintas negara.Patut ditunggu langkah penanggulangan dari Menpora atas keputusannya membekukan PSSI tersebut.