TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pupus sudah harapan Atep dan kawan-kawan untuk melenggang ke babak 8 besar setelah ditumbangkan oleh Kitchee SC 2-0 di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (27/5) kemarin.

Kekalahan tersebut menjadi sorotan Max Timisela. Menurut penggawa Persib era 60-an tersebut skuat berjuluk Maung Bandung itu memiliki kelengahan yang mematikan yang berakibat fatal.

"Ya saya lihat anak-anak kurang konsentrasi, saya baca di koran sudah tahu (kekuatan lawan) tapi di lapangan lain lagi kan ternyata," ujar Max, Kamis (28/5).

Max menilai Persib kurang greget dalam melakukan eksekusi si kulit bundar, meskipun Persib melakukan tekanan di awal babak.

Beberapa peluang berhasil diciptakan oleh Maung Bandung, salah satunya tendangan terarah Supardi dari luar kotak penalti yang nyaris berbuah gol, sayang tendangannya tersebut hanya menghantam mistar gawang.

"Persib greget di striker, strikernya gak ada, lini belakang cukup bagus dan transisi menyerang ke bertahannya yang kurang," ujar Max.

Gawang Persib yang dikawal I Made Wirawan bobol dua kali tanpa balas, menurut mantan penggawa timnas Indonesia tersebut, postur tubuh juga cukup mempengaruhi permainan. Pasalnya lini belakang Kitchee yang digalangi oleh pemain asal Spanyol, Fernando Recio memberatkan trisula serang Persib.

Kendati demikian, postur tubuh sebenarnya bisa diatasi, ujar Max, asalkan pemain Persib bisa menyiasati hal tersebut.

"Persib menyerang terus tapi penyelesaiannya kurang, mungkin postur tubuh juga mempengaruhi meskipun kita pendek, kita harus pinter jangan main bola atas," ujarnya.

Beberapa kali Persib Bandung melakukan serangan dari sayap, namun sayang umpan bola atas dari winger Persib, M Ridwan tidak bisa disambar oleh lini depan, padahal, ujar Max, Persib lebih memaksimalkan pergerakan bola dari bawah.

"Persib menekan terus tapi kurang, lebih bagus di babak kedua," katanya.