TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar kecewa dengan Presiden Joko Widodo yang mendukung menpora untuk terus membekukan PSSI.

Agum yang menjadi penengah antara PSSI yang diwakili Waketum Hinca Panjaitan dan Menpora Imam Nahrowi, di Kantor Wapres Jusuf Kalla,  menyatakan bahwa saat pertemuan pada Senin 25 Mei lalu itu menpora sudah setuju mencabut SK.  pembekuan PSSI.

Namun, sesaat sesudah pertemuan Menpora menemui Presiden. Seusai bertemu Presiden, Menpora menyatakan membuat tiga opsi atas pembekuan PSSI.

Menurut Agum hal ini sangat melukai islah yang disepakati di kantor Wapres.
Dijelaskan, pemerintah tidak memahami kondisi rakyat dengan membiarkan PSSI tetap dibekukan yang membuat mandek semua kegiatan PSSI.

"Jangan salahkan kalau rakyat marah," kata Agum ditemui di acara kejuaraan memancing Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU) di tempat pemancingan Machpud Djabir, di kawasan Gunung Geulis, Bogor.

Sepakbola merupakan masalah mendasar yang kedudukannya dan tingkat keurgensiannya sama dengan masalah sembako dan bensin.

Jika sampoai jatuh sanksi FIFA  indonesia akan sangat menderita. Tim sepakbola SEA Games tidak dapat tampil di SEA Games XXVIII, Singapura.

"Kita akan terkucil dari pergaulan sepakbola dunia," kata Agum.

Sementara itu, mantan Menkopolhukam Djoko Suyanto  menegaskan,  pemerintah seharusnya memfasilitasi bukan membekukan PSSI.

"Seharusnya kegiatan olahraga rakyat didukung. Bukan dibekukan," ujar Djoko Suyanto. tb