Sepp Blatter Kembali Terpilih Jadi Presiden FIFA
Skandal korupsi di FIFA sepertinya tidak menghentikan Blatter untuk terpilih kembali menjabat posisi tertinggi FIFA, di periode kelimanya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, SWISS - Skandal korupsi di federasi sepakbola dunia (FIFA) sepertinya tidak menghentikan Blatter untuk terpilih kembali menjabat posisi tertinggi FIFA, di periode kelimanya.
Sang presiden FIFA, Sepp Blatter, akhirnya berhasil mengalahkan Prince Ali Bin al Hussein pada pemilihan suara yang digelar dalam kongres ke-65 FIFA di Zurich, Swiss, pada Jumat (29/05/2015) lalu. Perolehan suara tercatat 133 melawan 73 untuk Blatter.
Namun, dalam pidato kemenangannya, Blatter seperti secara tidak langsung mengungkapkan bahwa ini adalah periode terakhirnya, menurut Euronews.
"Saya berjanji pada periode terakhir saya ini, saya akan menyerahkan FIFA ini kepada penerus saya di posisi yang sangat kuat, FIFA yang baik dan teguh. Kita harus bekerjasama," kata Blatter di pidato kemenangannya.
Jumlah dukungan suara untuk Blatter sebenarnya masih kurang tujuh suara dari dua pertiga suara mayoritas yang diperlukan untuk menang secara langsung. Kebetulan saja sebelum pengumpulan suara ronde kedua dimulai, Prince Ali mengundurkan diri.
"Perjalanan yang saya tempuh untuk mengenal dan bekerjasama dengan anda, serta melihat tantangan-tantangan yang anda, sangat luar biasa. Saya ingin berterimakasih terutama pada mereka yang sangat berani untuk mendukung saya, tapi saya akan mengundurkan diri dari kompetisi ini," sebut Prince Ali, terkait kemundurannya.
Blatter memang diekspektasikan untuk memenangkan pemilihan tersebut, meski ada permintaan agar dia berhenti saja. Permintaan tersebut menyinggung kasus skandal korupsi dan suap yang terjadi di FIFA.
Dengan menangnya Blatter, pria Swiss berumur 79 tahun itu akan menjalani pemerintahannya di FIFA selama periode empat tahun ke depan.
Kemungkinan tugas pertama yang harus ia emban adalah pembersihan di internal FIFA dan usaha pengembalian nama baik FIFA, demi meningkatkan kredibilitas organisasi tersebut di persepakbolaan dunia.
"Jika anda bertanya pada umur berapa (saya akan pensiun), (bagi saya) bukan soal umur. Umur tidaklah menjadi masalah, saya selalu beritahu anda," tegas Blatter.