TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Satu demi satu klub ISL di Jatim memastikan tak ikut turnamen Piala Presiden yang digelar pada 16 Juni, termasuk Persela Lamongan.

Kevakuman tim dan banyak klub ISL yang tak ikut, membuat tim Laskar Joko Tingkir juga pilih tak ikut turnamen ini.

CEO Persela Lamongan, Debby Kurniawan memastikan pihaknya memang sudah membahas dengan manajemen lain. Setelah mempertimbangkan kondisi tim, pihaknya memutuskan untuk tak mengikuti turnamen yang digelar Mahaka Sports itu.

"Kami pastikan tak ikut ajang ini," tuturnya, Rabu (10/6/2015).

Diuraikan, ada beberapa alasan yang mendasari tim Laskar Joko Tingkir untuk tak ikut. Pertama, kondisi tim yang sudah vakum alias bubar, karena semua pemain telah dipulangkan.

"Sejak kompetisi ISL 2015 dihentikan, maka semua pemain juga tak latihan lagi," ujarnya.

Alasan kedua, adalah karena sebagian besar klub ISL telah memastikan untuk tak ikut di turnamen ini.

Beberapa klub ISL yang memutuskan tak ikut adalah Persebaya Surabaya dan Persegres Gresik.

Pihaknya juga masih berpegang di bawah payung PSSI, AFC, dan FIFA.

"Kami dan klub-klub ISL lain memang sudah memutuskan tak ikut," katanya.

Ketika disinggung tentang adanya klaim dari tim transisi bahwa 10 tim telah ikut di turnamen Piala Presiden, pihaknya memang mengetahuinya. Hanya saja, dia menegaskan bahwa Persela bukan salah satu dari 10 tim tersebut.

"Kami sudah tegaskan bahwa Persela tak ikut disana," ujarnya.

Dengan begitu, sama seperti Persegres, Persela hanya bisa menunggu hingga ada hasil putusan dari PTUN terkait gugatan pembekuan PSSI. Dari hasil ini, diharapkan konflik Kemenpora-PSSI segera berakhir dan kompetisi kembali jalan.