TRIBUNNEWS.COM - Cile tetap mempertahankan gaya menyerang untuk memburu banyak gol demi kemenangan saat menjamu Uruguay di perempat final.

Agresivitas La Roja itu berbuah 10 gol dari 3 laga penyisihan grup, terbanyak di antara 12 tim Copa America 2015. Arturo Vidal menjadi top scorer dengan 3 gol.

Namun, 10 gol itu terjadi saat melawan Ekuador, Meksiko, dan Bolivia. Bagaimana jika yang dihadapi kali ini tim lebih besar dan berstatus juara bertahan Uruguay? Apakah Pelatih Cile Jorge Sampaoli akan mengajak skuadnya bermain lebih konservatif?

"Cile tak akan mengubah gayanya untuk perempat final. Bermain seperti ini adalah satu-satunya cara untuk menekuk tim-tim besar yang kami temui," tegas Sampaoli.

Namun, ada 1 catatan peringatan yang harus dipikirkan Sampaoli. Cile selalu kalah dalam 3 perempat final terakhirnya, yakni dari Meksiko, Brasil, dan Venezuela.

Meski begitu, Sampaoli dan pecinta La Roja tak lagi melihatnya sebagai kutukan perempat final. Rakyat Cile kini justru kian yakin Alexis Sanchez dkk akan merebut gelar Copa America untuk pertama kali, setelah kalah dalam 4 final sebelumnya.

Uruguay pun tak kalah bergairah. Sebagai juara bertahan 4 tahun lalu, La Celeste sedang berburu untuk menjadi negara keempat yang mempertahankan trofi Copa America sejak 1991, setelah Argentina dan Brasil 2 kali.

Namun, seperti diprediksi, skorsing Luis Suarez benar-benar berdampak buruk bagi Uruguay. Peran bomber Barcelona itu digantikan Edinson Cavani, tapi striker Paris Saint-Germain ini belum mampu mencetak gol.

Pelatih Uruguay Oscar Tabarez membela pemain berusia 28 tahun itu, karena dia tak menerima servis bagus dari rekan-rekannya yang lebih kreatif. Tabarez berharap Cavani bisa lebih hidup saat diduetkan dengan striker Hull City Abel Hernandez.

Simak Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Rabu (24/6/2015)