TRIBUNNEWS.COM - Semula banyak yang meyakini, Messi tidak akan tahan dengan tekanan di negerinya sendiri setelah dua kali gagal menjadikan Argentina sebagai juara.

Pada 2014 sang kapten berhasil mengantar tim Tango lolos ke final Piala Dunia, tapi kemudian keok dari Jerman. Juli lalu, di ajang copa, Messi sekali lagi berhasil membawa tim Tango menembus final. namun kembali hanya menjadi runner-up setelah ditaklukkan Cile.

Kegagalan beruntun Tim Tango sempat membuat Messi dalam tekanan. Suporter di negerinya sendiri banyak yang mencaci maki. Bahkan di momen saat Messi terpilih sebagai Pemain Terbaik UEFA pekan lalu, media-media Argentina masih mengkritik dan menyindirnya.

Karena banyaknya tekanan dan cemoohan di negerinya sendiri, Messi dikabarkan frustrasi. Ia berencana untuk pensiun dini membela tim Tango, karena tak kuat lagi menghadapi kritikan tersebut.

Apalagi kemudian banyak yang mendukungnya untuk meninggalkan Albiceleste, termasuk Pelatih Timnas Argentina, Gerardo Martino.

"Jika saya berada di posisi Messi, saya akan berhenti bermain untuk tim nasional sejak lama. Tapi, saya akan tetap bermain untuk Barcelona," tegas Martino seperti dikutip Daily Mail.

Sementara Messi dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak akan meninggalkan timnas. Messi juga mengatakan bahwa ia sudah tidak peduli lagi dengan banyaknya kritikan, terutama dari media.

“Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya tidak akan bermain lagi dengan tim nasional. Media tidak bisa membunuh saya dengan cara itu. Apapun yang mereka (media) katakan, saya sudah terbiasa. Ada pertandingan persahabatan di depan dan selama pelatih memanggil saya, tentu saya akan ikuti panggilan itu,” ucap Messi pada ESPN Radio pekan lalu,

BACA SELENGKAPNYA HANYA DI HARIAN SUPER BALL, RABU (2/9/2015)