PSMS Medan vs Persinga Ngawi: Permainan Ngawi Sudah Dipahami PSMS Medan
PSMS Medan sudah memahami permainan Persinga Ngawi sebelum berduel dalam laga final Piala Kemerdekaan di Stadion Gelora Bung Tomo
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - PSMS Medan sudah memahami permainan Persinga Ngawi sebelum berduel dalam laga final Piala Kemerdekaan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (13/9).
Pelatih PSMS, Suharto AD sudah mengantungi peta kekuatan tim lawan.
Ia dan anak didiknya bahkan turut menyaksikan langsung permainan Persinga kala mengalahkan Persiba Bantul di laga semifinal kedua, Kamis (10/9).
Sehari sebelumnya, Rabu (9/9), PSMS memastikan diri ke laga puncak usai menang atas Persepam MU.
“Sudah pasti Persinga bagus karena mereka lolos ke partai final. Permainan mereka cukup baik. Jadi, tidak ada kata sepele buat pemain nanti,” ucap Suharto.
PSMS juga tengah menyoroti keberadaan mantan pemain mereka, Andre Sitepu, yang kini berseragam Persinga. Andre diprediksi bakal menjadi penghalang buat Tambun Naibaho dkk.
“Kami sudah amati gaya permainan Persinga, baik cara menyerang dan bertahan. Karena itu, dalam latihan terakhir saya dril anak-anak bagaimana menyerang agar kembali mencetak peluang dan gol,” ujar Suharto.
Namun, latihan menjelang partai final tak melulu dalam tensi tinggi. Legimin Rahardjo dkk. juga terlihat santai dengan menggelar happy game.
Sementara itu, pertemuan dengan PSMS bagi Persinga dianggap momok. Tim sedang mengalami gangguan psikologis.
Tekanan itu hadir lantaran selama dua kali sebagai finalis di pentas sepak bola nasional, baik di Divisi Dua maupun Divisi Satu, tim berjulukan Laskar Ketonggo itu selalu kandas di tangan klub-klub khas Sumatra Utara.
Pada final Divisi Dua 2012, Slamet Hariyadi dkk. dijegal Nusa Ina. Klub ini memang berasal dari Ambon, tapi pemilik Nusa Ina, Sihar Sitorus, berasal dari Sumut.
Satu tahun berselang pada final Divisi Satu 2013, tim yang saat itu diarsiteki Putut Wijanarko kalah 0-1 dari PS Kwarta Deli Serdang.
“Tampaknya kami ditakdirkan selalu bertemu klub asal Sumut. Kami telah dua kali tak pernah menang dan gagal jadi juara bila bertemu tim asal daerah itu,” kata Slamet Hariyadi, yang telah membela Persinga sejak di Divisi Dua.
Wajar bila pemain lama Persinga yang bergabung sejak Divisi Dua merasa terbebani catatan negatif tersebut.
SUMBER: Harian Bola