Rully Nere: Pemain Butuh Kompetisi Bukan Eforia
Mantan pemain nasional Rully Nere mengatakan pemain sepakbola tidak membutuhkan turnamen-turnamen
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA -- Mantan pemain nasional Rully Nere mengatakan pemain sepakbola tidak membutuhkan turnamen-turnamen yang terus diwacanakan Menpora Imam Nahrawi.
Pasalnya, turnamen itu hanya sebatas eforia saja dan tidak ada manfaatnya untuk meningkatkan prestasi apalagi kondisi sepakbola Indonesia terkena sanksi FIFA akibat intervensi pemerintah.
"Piala Presiden dan turnamen-turnamen yang dijanjikan itu hanya sebatas eforia saja. Tidak ada sasaran berikutnya. Jadi, jangan pernah Menpora Imama Nahrawi bermimpi prestasi sepakbola bisa ditingkatkan tanpa melalui kompetisi," kata mantan pelatih nasional asal Papua ini.
Dalam hal ini, kata Rully, jika Menpora Imam Nahrawi dan para pembisiknya ingin memperbaiki tata kelola sepakbola harusnya memberikan masukan yang benar tentang perbedaan turnamen dan kompetisi kepada Presiden Jokowi.
"Harus dijelaskan bahwa turnamen itu hanya bersifat sesaat. Dan, yang paling dibutuhkan pemain adalah kompetisi yang merupakan pembinaan sepakbola berjenjang dan berkesinambungan. Di kompetisi bukan hanya ada jenjang promosi dan degradasi tetapi sasaran event internasionalnya juga jelas. Tidak seperti turnamen dimana juaranya terhenti di situ saja," tegasnya.
"Yang paling penting lagi perlu diungkapkan kepada Presiden bahwa wewenang memutar kompetisi itu ada pada federasi dalam hal ini PSSI bukan Tim Transisi," jelasnya.
Dalam kondisi sepakbola Indonesia terkena sanksi FIFA, kompetisi pun digelar sangat riskan. Sebab, juara dari kompetisi tersebut dipastikan tidak bisa tampil pada event yang digelar AFC maupun FIFA.
"Kembalikan dulu fungsi PSSI dengan mencabut SK pembekuan. Dengan demikian program pembinaan bisa berjalan di dalam negeri dan tim sepakbola nasional bisa kembali tampil di ajang internasional," tambahnya.
Ketika ditanyakan soal kualitas pertandingan Piala Presiden, Rully mengatakan tidak maksimal. Alasannya, kondisi pemain yang tampil tidak prima karena tidak melakukan persiapan maksimal seperti saat menghadapi kompetisi.
"Kualitas Piala Presiden itu jauh lebih baik jika ada kompetisi karena kondisi fisik pemain pasti terjaga dengan baik. Ya, kalau yang ada hanya turnamen maka kondisi pemain tidak maksimal karena mereka hanya menjalani latihan saat menjelang pertandingan saja," jelasnya lagi. tb