Paris Diteror, Piala Eropa 2016 Dipastikan Jalan Terus
Menurutnya, kalau sampai batal, sama saja sebagai kemenangan kelompok teroris.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Presiden Euro 2016 Jacques Lambert menyatakan tidak ada rencana untuk membatalkan kompetisi di Prancis pada tahun depan, meski baru saja terjadi insiden pengeboman di Paris, Jumat (13/11) malam waktu setempat.
Pada Sabtu (14/11) kemarin, dunia berkabung atas peristiwa mengerikan ini setelah 129 orang dikonfirmasi meninggal dunia akibat aksi terorisme yang terorganisir oleh ISIS, yang sudah menyatakan bertanggung jawab atas peristiwa ini.
Stade de France menjadi salah satu dari enam lokasi yang menjadi target ISIS setelah seseorang melakukan bom bunuh diri di luar stadion.
Bom diledakkan saat pertandingan uji coba Prancis kontra Jerman yang berakhir 2-0 untuk tuan rumah.
Presiden Asosiasi sepakbola Prancis (FFF) Noel Le Gaet mengakui ada kekhawatiran besar mengenai keamanan pada gelaran kompetisi terakbar Eropa pada tahun depan.
Tapi, Lambert menyatakan kompetisi akan berlangsung seperti rencana awal.
Menurutnya, kalau sampai batal, sama saja sebagai kemenangan kelompok teroris.
"Risiko itu telah hilang satu level pada Januari," ujar Lambert kepada stasiun radio, RTL seperti dikutip dari Goal.
"Kami akan membuat keputusan yang kami butuhkan, jadi gelaran final Euro akan dilangsungkan dalam kondisi keamanan terbaik. Keamanan di stadion-stadion berlangsung bagus, risiko justru ada di jalan-jalan, dalam pertemuan-pertemuan yang spontan."
"Kalau Piala 2016 dibatalkan, justru memenuhi keinginan para teroris."