TRIBUNNEWS.COM - Argentina tertatih-tatih di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan. Dari tiga laga yang sudah dimainkan tim Tango tak pernah memetik kemenangan.

Kalah dari Ekuador 0-2 di laga pertama serta imbang di dua laga berikutnya menghadapi Paraguay (0-0), dan Brasil 1-1.

Hasil tersebut menempatkan finalis Piala Dunia 2014 itu di posisi sembilan klasemen atau satu tingkat di bawah juru kunci Venezuela.

Karena itulah, Albiceleste, julukan Argentina, wajib meraup kemenangan saat melawat ke kandang Kolombia di stadion Metropolitano Roberto Melendez, Baranquilla, Rabu (18/11) dini hari.

Jika kembali gagal meraup poin, hal itu dapat memengaruhi mental dan psikologis pasukan Gerardo Martino dalam menyelelesaikan sisa laga kualifikasi. Bahkan mereka bisa saja terancam absen di di Rusia.

Martino tetap pada pendiriannya. Ia tak akan mengubah cara bermain anak asuhnya menghadapi James Rodriguez dkk.

Eks pelatih Barcelona itu, cukup merasa yakin tak ada yang salah dengan taktik dan strategi yang diterapkan. Di semua laga mereka mendominasi jalannya pertandingan dengan penguasaan bola.

Memang hal itu sesuai keinginannya. Yang disesalkan, La Albiceleste kurang beruntung memaksimalkan peluang. Keadaan itu tak lepas karena efektivitas serta efisiensi permainan lawan.

“Kolombia tidak sama dengan Brasil. Tapi kami tetap akan mengontrol permainan. Saya percaya kami menghadapi tim yang menerapkan permainan menyerang,” ucapnya dikutip goal.com.

Apa yang ditunjukkannya di tiga laga sebelumnya, termasuk menghadapi rival terkuat Brasil, menurut dia, merupakan hal positif.

Masing-masing pemain menjalankan perannya dengan baik. Apalagi ketika dalam posisi menyerang.

Tapi satu hal yang kemudian membuatnya kecewa. Perolehan sembilan poin yang semestinya dikantongi jauh panggang dari api.

Lantas di mana letak masalahnya?