Sinisa Mihajlovic, Sang Pelatih Kesepian
ukan satu atau dua kali saja pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic, menumpahkan murka kepada anak asuhnya
TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Bukan satu atau dua kali saja pelatih AC Milan, Sinisa Mihajlovic, menumpahkan murka kepada anak asuhnya. Kini, sang ahli strategi seperti sudah bosan menjadikan pemain-pemainnya sebagai kambing hitam.
Para pilar lini tengah menjadi sasaran tembak Mihajlovic begitu Milan ditekuk Fiorentina (0-2) dan menang susah payah atas Empoli (2-1) pada dua pekan perdana Serie A 2015-2016.
Mihajlovic lantas menyebut para penyerangnya kurang ganas tatkala Milan kalah 0-1 di derby della Madonnina versus Internazionale.
Kemenangan beruntun atas Palermo (3-2) dan Udinese (3-2) pada pekan keempat dan kelima tak cukup memadamkan api amarah Miha, yang tak puas dengan kinerja Alessio Romagnoli cs. di sektor pertahanan.
Tak ada satu sektor pun yang luput dari kritik eks pelatih Fiorentina dan Sampdoria itu. Kiper nomor satu Milan, Diego Lopez, memancing kekecewaan Miha setelah kebobolan dari tiang dekat pada laga melawan Torino (1-1).
Bahkan, emosi Miha juga terpantik pada partai uji coba melawan Mantova (3-2), September silam. Ia menyindir para pemain lapis kedua yang menurutnya pantas terus menghuni bangku cadangan karena menampilkan standar buruk.
Wasit Pun Kena
Miha barangkali sudah bosan naik pitam kepada anak asuhnya. Begitu Milan ditahan imbang 1-1 oleh Verona pada pekan ke-16 Serie A 2015-2016, pelatih berusia 46 tahun itu melampiaskan kekesalan kepada wasit Paolo Valeri.
Valeri, yang juga menjadi pengadil saat Milan ditekuk Fiorentina pada pekan perdana, dituding Miha tak becus memimpin laga. Menurut Miha, Milan pantas mendapatkan dua gol tambahan dan satu penalti saat menjamu Verona.
"Saya tak pernah berbicara soal wasit sebab saya penuh rasa hormat. Namun, saya juga meminta respek. Kami punya dua gol yang dianulir pada babak I karena off-side, yang menurut saya tak benar, juga penalti saat Giacomo Bonaventura dilanggar," kata Mihajlovic di Milan Channel.
Opini Mihajlovic didukung oleh analisis tayangan ulang Sport Mediaset dan Panorama. Kedua media itu menyebut Milan setidaknya layak mendapatkan tambahan satu gol plus sebiji penalti saat melawan Verona.
Kehilangan Respek
Akan tetapi, mengkritik wasit justru menampakkan betapa besarnya rasa frustrasi yang melanda Mihajlovic. Menghujat sang pengadil bukan cara terbaik menyelamatkan musim Milan.
Sekalipun klasemen Serie A 2015-2016 dibuat tanpa menyertakan kesalahan wasit dalam mengambil keputusan, Il Diavolo Rosso hanya akan bertengger di tangga keenam alias satu tingkat lebih tinggi dari posisi riil mereka.
Lagipula, kemurahan hati wasit juga sudah terbukti tak cukup mengangkat prestasi Milan.
Pada 2014-2015, Milan asuhan Filippo Inzaghi mendapat 11 tendangan penalti dari wasit, alias yang terbanyak di Serie A. Kendati demikian, kala itu Il Diavolo cuma mengakhiri musim di peringkat 10.
Mihajlovic delude ancora: ora e un uomo solo (Mihajlovic kecewa lagi: sekarang, ia manusia kesepian). Demikian bunyi salah satu artikel yang dirilis Sport Mediaset.
Ya. Pendekatan keras dan blakblakan ala Miha bisa membuat dirinya kehilangan respek yang ia dambakan.
Bukan hanya dari anak asuhnya, tetapi juga dari korps pengadil maupun petinggi Milan semodel CEO Adriano Galliani dan Presiden Silvio Berlusconi.
Kantor berita Italia, ANSA, melaporkan bahwa Berlusconi sangat kecewa dengan performa terkini Milan di Serie A dan menggambarkan skuat asuhan Mihajlovic sebagai "tim yang kurang padu". (Tabloid Bola)