TRIBUNNEWS.COM - KEVIN Gameiro menghiasi halaman depan Marca, media olahraga terkemuka Spanyol berkat 100 detik yang luar biasa tatkala menghadapi Malaga, 16 Januari silam dalam lanjutan La Liga.

Dalam tempo 100 detik, striker Sevilla ini mencetak dua gol dan mengantarkan timnya menang 2-1.

Kemenangan itu menempatkan Sevilla naik ke peringkat tujuh klasemen sementara dengan 32 angka atau tertinggal delapan angka dari posisi empat besar.

Golnya di laga tersebut memecah kebuntuan Sevilla. Ia menyambut umpan panjang dari Adil Rami.

Kecepatan disertai kecermatan tatkala melesakkan bola ke gawang Malaga menunjukkan kelasnya sebagai penyerang kelas dunia.

Carlos Kameini pun ditaklukannya hanya dengan sekali sentuhan. Tidak lama berselang ia kembali membobol gawang Malaga dengan cara luar biasa.

Ia memotong umpan silang Victor Machin Perez atau Vitolo yang kemudian menaklukkan Kameini untuk kali kedua.

Kemenangan atas rival Andalusia tersebut sekaligus mengukuhkan Sevilla sebagai tim jago kandang.

Jika Los Rojiblancos, julukan Sevilla, mampu mempertahankan kekompakan dan konsistensi dalam laga-laga selanjutnya, bukan tak mungkin mereka menjadi penantang kuat dalam perebutan posisi tiga besar papan klasemen.

Paling tidak dengan asumsi mereka dapat memenangkan semua laga kandang di ajang La Liga musim ini.

Sedangkan Gameiro berada di barisan depan untuk memberikan jaminan kemenangan tersebut.

Sejauh ini, ia telah mengoleksi 11 gol dari 18 laga atau menyumbangkan 40 persen gol Sevilla di La Liga musim ini. 

Jumlah tersebut sudah melampaui catatannya musim lalu yang hanya mencetak delapan gol dari 26 penampilannya.

Lumbung gol terbesar Gameiro terjadi saat menghadapi Getafe, Oktober tahun lalu.

Pria berusia 28 tahun itu, mencetak hattrick pertamanya musim ini sekaligus memberi kemenangan Sevilla 5-0.

Ia juga menciptakan masing-masing dua gol ke gawang Sporting Gijon, Athletic Bilbao, dan terakhir ke gawang Malaga.

Namun, upaya Gameiro meneruskan bentuk penampilan terbaiknya bisa saja menghadapi kendala.

Ia dikenal sebagai pemain yang rentan cedera. Bahkan setelah pulih ia mengalami kesulitan kembali ke bentuk permainan terbaiknya.

Misalnya setelah sembuh dari cedera hamstring saat menghadapi Madrid di pekan ke 11.

Dalam dua pertandingan ia gagal mencetak gol. Makanya Emery terpaksa menurunkan Fernando Llorente untuk mengantisipasi keadaan tersebut.

Belakangan situasinya berubah. Gameiro mulai menemukan ritme permainannya. Hal itu kemudian berdampak pada Llorente yang sering duduk di bangku cadangan.

Termasuk saat menghadapi Malaga. Maklum, Emery acapkali menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan satu striker sebagai ujung tombak.

Padahal, kemampuan Gameiro bukan hanya sebagai striker tengah. Ia juga cukup baik ketika ditempatkan di kanan.

Dalam perannya yang lebih luas, mantan pelapis Zlatan Ibrahimovic ketika bermain di Paris Saint Germain ini, mampu mengatur atau menyeting peluang.

Mengingat jadwal laga yang sibuk, membuat Emery kesulitan melakukan rotasi pemain di posisi ujung tombak.

Namun, di sisi lain ia sulit untuk membangkucadangkan Gameiro supaya bisa beristirahat.

Bagaimanapun Gameiro adalah jaminan buat Sevilla bisa bertahan dan memperoleh hasil maksimal di tiga kompetisi berbeda (Tribunnews/wil)