Carlos Bacca, Kernet Bus yang Menjelma sebagai Striker Maut
Bomber asal Kolombia itu unggul dibanding Neymar (Barcelona) dan Angel Di Maria (Madrid).
Laporan Wartawan Tabloid Bola Andrew Sihombing
TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Saat LFP sebagai pemegang otoritas pelaksana La Liga menambahkan kategori Pesepak Bola Amerika Selatan Terbaik dalam penghargaan Pemain Terbaik Liga Spanyol musim 2013-14, Carlos Bacca ditunjuk sebagai pemenangnya.
Bomber asal Kolombia itu unggul dibanding Neymar (Barcelona) dan Angel Di Maria (Madrid).
Sukses meraih penghargaan pribadi tersebut, yang lantas disertai dengan keberhasilan meraih gelar Liga Europa 2014 dan 2015 bersama Sevilla, menjadi lonjakan luar biasa dalam hidup Bacca.
Tujuh tahun sebelumnya, pemain asal Puerto Colombia tersebut masih berprofesi sebagai kernet bus yang melayani rute antara kota kelahirannya dan Barranquilla.
"Saat itu, saya berusia 20 tahun dan tinggal di kampung. Hidup kami jauh dari kemudahan. Saya menjadi kernet bus karena keluarga kami sangat miskin dan saya harus mencari uang tambahan," ucap Bacca di Marca.
Traktir
Demi bertahan hidup, Bacca ketika itu sempat melupakan kecintaannya kepada sepak bola. Namun, semuanya berubah setelah ia mengikuti uji coba dan diterima klub Junior de Barranquilla. Itulah momen yang mengubah hidup Bacca selamanya.
"Saat menerima gaji pertama sebagai pesepak bola profesional, saya mentraktir seluruh keluarga karena ingin berbagi kebahagiaan dengan semua orang yang mendukung selama ini," katanya di Four Four Two.
Pengalaman hidup sulit itu membantu kaki Bacca tetap menapak di bumi kendati saat ini telah bergelimang fulus. Eks Club Brugge itu tetap dikenal sebagai pribadi yang rendah hati.
Ketenaran juga tak mengubah karakter religius Bacca. Hingga saat ini, ia masih merayakan gol dengan mengangkat kedua tangan menunjuk ke langit sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
"Segala perkara dapat saya tanggung di dalam Tuhan yang memberi kekuatan. Saya percaya kepada Tuhan dan Dia ada di dalam hati. Dia yang memberi saya kemampuan bermain sepak bola. Saat memulai karier, saya melakukan kesalahan, tapi Tuhan menunjukkan jalan dan menjauhkan saya dari hal buruk," tutur Bacca.
Raja Offside
Ketika mengulas kelemahan dan kelebihan Bacca saat sang pemain masih berseragam Sevilla, Four Four Two menyebut sang pemain rentan terjebakoffside ketika melakukan sprint di belakang garis pertahanan lawan.
Kebiasaan itu rupanya masih berlanjut di Serie A bersama Milan. Seperti data yang dilansir, Bacca berada di posisi paling atas dalam daftar pemain yang paling sering terjebak offside, yakni sebanyak 31 kali.
Kebiasaan itu tak pelak mengingatkan fan Milan kepada legenda sekelas Filippo Inzaghi. Kebetulan, dua sosok tersebut juga sama-sama merupakan striker oportunis.