Imran Nahumarury: Persija Butuh Playmaker
Imran berucap, Persija tidak punya pemain yang miliki kreatifitas. Untungnya Ramdhani bisa diandalkan, sehingga dia mampu merubah performa tim
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan pemain Persija Jakarta, Imran Nahumarury mengatakan, salah satu faktor kegagalan Persija lolos ke semifinal Piala Bhayangkara, karena Macan Kemayoran tidak memiliki playmaker.
Selain itu pemilihan pemain asing tidak tepat. Walhasil peran ketiga pemain asing yang sangat diharapkan itu pun jauh dari harapan. Bahkan sangat mengecewakan.
Selama Piala Bhayangkara, pelatih Persija Jakarta, Paulo Camargo menggunakan, yaitu Mekan Nasyrov asal Turkmenistan, bek asal Pantai Gading, Frank Edouard Bezi, dan penyerang Brasil, Wellington Guilherme Franca Junior.
"Ketiga pemain asing itu tidak membantu. Masa sekelas Persija harus ambil pemain asing yang biasa-biasa saja. Masih lebih baik perform pemain lokal. Kalau begitu, sebaiknya Persija mulai mencari playmaker saja. Karena selama ini Persija tidak memiliki playmaker," kata Imran kepada Harian Super Ball, kemarin.
Pria kelahiran Tulehu, Maluku,12 November 1978 itupun meminta kepada Paulo untuk mengambil hikmah dari kegagalan anak asuhnya itu.
"Menurut saya selama ini Persija tidak punya playmaker. Ini yang harus dipikirkan. Akibatnya di dua laga terakhir, Ramdhani Lestaluhu terpaksa ditempatkan sebagai play maker. Karena Paulo tidak punya pilihan lain. Pemain asingnya tidak bisa diandalkan," ujar Imran.
Imran berucap, Persija tidak punya pemain yang miliki kreatifitas. Untungnya Ramdhani bisa diandalkan, sehingga dia mampu merubah performa tim.
"Agar bisa tampil lebih baik di Indonesia Soccer Championship A (ISC A), Persija harus mendapatkan play maker. Selama ini Persija tidak punya pemain seperti itu. Soal kurangnya dana yang dimiliki manajemen bisa memilih pemain dengan kontrak yang tidak mahal, tetapi memiliki kualitas yang diperlukan tim. Persija bisa meniru yang dilakukan Mitra Kukar yang mengontrak Patrick dos Santos, Rodrigo dos Santos, dan Arthur Cunha Da Rocha. Sehingga Mitra Kukar berhasil menjadi juara di Piala Jenderal Sudirman," jelas Imran.
Selain play maker, ujar Imran, Persija juga harus mendapatkan pemain belakang yang bisa menopang pertahanan lebih baik lagi.
"Ini peran dari talen scouting yang harus betul-betul tahu pemain mana yang bagus. Jangan mengontrak pemain yang baru latihan dua tiga kali. Kebutuhan Persija bukan mencari pemain bintang tetapi pemain yang cocok dengan skema dan taktik dari pelatih," tutur Imran.
Imran mengkritik Paulo yang merekrut Mekan yang kualitasnya biasa-biasa saja.
"Daripada mengontrak pemain asing seperti itu, lebih mengoptimalkan pemain lokal yang lebih baik seperti tiga gelandang, Amarzukih, Syahroni, dan Ade Jantra. Jika mau cari playmaker asing harus yang mampu menjadi motor serangan tim. Masak sekelas Persija mau ambil pemain asing yang biasa biasa saja," imbuh Imran.
Imran memaparkan, masih ada waktu bagi Persija untuk membenahi segala kekurangannya.
"Persiapan jelang ISC A masih lumayan. Paulo bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk mencari pemain yang lebih berkualitas dari pemain yang ada sekarang. Sebaiknya jadikan saja Piala Bhayangkara sebagai pematangan tim," papar Imran.