Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Semangat Ronaldo dan Panggung Pungkasan Pellegrini

ALL GOOD. Thanks for your support... Dua kalimat ini memang pendek saja. Tapi sudah cukup untuk sedikit meredakan perasaan gundah dari Madridistas

zoom-in Semangat Ronaldo dan Panggung Pungkasan Pellegrini
skysport
Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema 

ALL GOOD. Thanks for your support... Dua kalimat ini memang pendek saja. Tapi sudah cukup untuk sedikit meredakan perasaan gundah dari Madridistas (sebutan untuk suporter Real Madrid) di seluruh dunia.

Kalimat ini ditulis Cristiano Ronaldo sebagai "teks" untuk foto yang ia pampangkan di dinding akun Instagram miliknya. Foto wajahnya yang sedang tersenyum. Kontras dengan kemuraman yang ditunjukkannya saat berjalan keluar dari lapangan pada laga Real Madrid kontra Villareal, tengah pekan lalu.

Ronaldo ketika itu melangkah terpincang-pincang, meringis, sembari memegang bagian belakang paha kanannya. Dugaan merebak, hamstring! Dan kegundahan pun menyergap. Kecerobohan-kecerobohan Barcelona membuat gelar juara La Liga yang beberapa pekan lalu seolah sudah mustahil untuk dikejar, tiba-tiba tampak sebagai hal yang nyata lagi. Real Madrid hanya tertinggal satu angka di belakang Barcelona dan Atletico.

Di liga regional Eropa, Los Blancos --julukan Madrid-- sudah sampai di fase empat besar dan akan menghadapi satu-satunya jago Inggris yang masih tersisa, Manchester City. Laga putaran pertama digelar di Etihad Stadium, Manchester, Rabu (27/4) dinihari (WIB).

Apabila benar Ronaldo didera cedera hamstring, maka Real Madrid benar-benar berada dalam bahaya besar. Apa boleh buat, hingga memasuki tahun ketujuh keberadaannya di Madrid, posisi Cristiano Ronaldo tidak juga berubah. Meski pemain bintang silih berganti datang, ia tetap sosok sentral.

Statistik membuktikannya dengan sahih. Musim ini, hingga laga kontra Villareal, Ronaldo telah bermain dalam 44 pertandingan dan melesakkan 47 gol. Catatan mentereng yang hanya kalah dari torehan Luis Suarez. Delapan gol yang dicetaknya di dua laga terakhir, melesatkan jumlah gol Suarez jadi 53.

Sepanjang 24 jam setelah laga itu, Madridistas harap-harap cemas. Sampai akhirnya Ronaldo mengunggah foto berikut teks tadi ke Instagram. Kurang lebih satu jam berselang, laman resmi Real Madrid memuat pernyataan tim medis: "setelah diperiksa di Sanitas La Moraleja University Hospital, Ronaldo didiagnosa mengalami ketegangan otot paha."

Berita Rekomendasi

Jadi memang bukan hamstring. Bukan cedera parah dan dicemaskan. Dan Zinedine Zidane, dalam wawancara denganSkySports, mengatakan Ronaldo akan terbang ke Manchester bersama skuat Madrid.

"Dia (Ronaldo) sebenarnya berharap dapat bermain di akhir pekan (kontra Rayo Vallecano). Tapi itu sangat beresiko dan dia memahami kenapa tidak disertakan, sebab pertandingan di Manchester akan lebih berat dan Real Madrid membutuhkan dia di sana," ujar Zidane.

Sejumlah foto yang dilansir Daily Mail di laman mereka, Senin (25/5) malam, menunjukkan Ronaldo memang dibawa ke Manchester. Di dalam pesawat, dia duduk di sebelah Pepe. Ronaldo tampak bersemangat. Ia tersenyum lebar. Terdapat pula foto dua pemain yang dikabarkan dibekap cedera, Sergio Ramos dan Karim Benzema.

Pertanyaannya, dengan Ronaldo, dan kemungkinan besar juga dengan Benzema (sehingga trio BBC --Benzema-Bale-Cristiano-- Madrid bisa bermain bersama), mampukah Madrid mengatasi Manchester City?

Tiga tahun lalu laga berjalan alot. Kalah 2-3 di Santiago Bernabeau pada laga pembuka (matchday one fase grup) Liga Champions 2012-2013, saat ganti menjadi tuan rumah di putaran kedua, City tampil trengginas. Meski berkesudahan 1-1, secara umum mereka mampu mendikte Madrid. Mengurung mereka dari semua lini.

Pencapaian yang patut diberi jempol karena dua perkara. Pertama, Madrid waktu itu datang dengan skuat yang dibesut Jose Mourinho. Skuat yang masih solid -- perseteruan Mourinho dan Iker Casilas belum memuncak-- dan kesohor dengan reputasi sebagai pemilik serangan tercepat di dunia. Kedua, tatkala laga digelar, Manchester City yang dilatih Roberto Mancini, sesungguhnya sudah nyaris tak lagi memiliki peluang untuk melangkah ke fase gugur.

Dilihat dari berbagai sudut, kecuali dalam perkara Ronaldo, situasi yang menyertai laga ini tidak lagi sama. Para pembesut sudah berganti. Real Madrid datang bersama legenda besar mereka, Zinedine Zidane. Sedangkan City ditangani Manuel Pellegrini. Zidane ditunjuk menduduki kursi panas di Santiago Bernabeau di tengah jalan, menggantikan Rafael Benitez yang dianggap gagal membuat Madrid berkembang.

Zidane sedang dalam suasana "bulan madu". Kemenangan demi kemenangan memuaskan yang diraih Madrid, termasuk dalam El Clasico, konon membuat Florentino Perez, Presiden Madrid yang ambisius dan tak sabaran, mempertimbangkan untuk memperpanjang durasi kerja Zidane. Sebaliknya Pellegrini. Musim ini menjadi musim terakhirnya di Etihad. Musim depan, manajemen Manchester City telah memastikan kursinya diduduki pelatih baru, Josep Guardiola.

Kondisi psikologis ini bisa membawa pengaruh yang besar. Zidane tentu bersemangat untuk melangkah lebih jauh. Dia sudah dekat sekali dengan rekor yang pernah diraih Johan Cruyff, Frank Rijkaard, Carlo Ancelotti, dan Guardiola: juara sebagai pemain maupun pelatih. Sebagai pemain, Zidane meraih tropi Liga Champions di musim 2001-2002.

Bagaimana Pellegrini? Imbas dari situasi ini bisa buruk, tapi bisa juga baik. Kepastian jabatannya diduduki Guardiola, boleh jadi membuatnya kehilangan motivasi. Namun tak tertutup kemungkinan sebaliknya. Justru bertambah semangat. Di kesempatannya yang terakhir, di panggungnya yang penghabisan, Pellegrini ingin membuktikan diri sebagai pelatih hebat yang tiada kalah berkelas dibanding Guardiola. Seperti yang pernah ditunjukkan Jupp Heynckes.

Pada musim terakhirnya di Bayern Munchen (2012-2013), tatkala manajemen klub legendaris Jerman itu telah secara resmi menunjuk Guardiola sebagai pelatih di musim selanjutnya, Heynckes malah menggila. Dia memberikan gelar Bundesliga, DFB Pokal, dan puncaknya, Liga Champions. Tiga gelar sekaligus, treble winner.

Sekarang ada Guardiola lagi. Memang seperti deja vu. Kebetulan-kebetulan yang sungguh mencengangkan dan menyenangkan hati. Dan siapa tahu pula, akhir dari kisahnya juga akan sama. Yeah... Itulah sebabnya kenapa orang menyukai sepakbola.

twitter: @aguskhaidir

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas