TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Tim nasional Inggris tidak akan merasa jauh dari rumah selama mengikuti Piala Eropa 2016. Selama di Prancis, Wayne Rooney, dkk bakal seperti berada di rumah sendiri.

Selama Piala Eropa 2016, skuat Inggris bakal menginap di wilayah Chantilly, sebelah timur laut Paris, Ibu Kota Prancis. Mereka bakal menginap di Auberge du Jeu de Paume, sebuah hotel mewah bertarif 500 pound sterling, setara Rp 9,6 juta, per malam.

Di Chantily, Wayne Rooney, dkk akan merasa betah. Di kota kecil itu mereka bakal merasa seperti di rumah sendiri. Ada English Shop, sebuah toko yang menjual makanan-makanan Inggris. Mereka menjual teh, kue, Marmite (selai), dan aneka biskuit khas Inggris. English Shop hanya berjarak 45 meter dari Auberge du Jeau de Paume.

"Saya ingin Wayne Rooney, Marcus Rashford, dan Chris Smalling masuk karena kekasih saya penggemar berat Manchester United," ujar Julie Merico, pelayan di toko itu, kepada The Telegraph.

"Tapi siapa saja boleh datang. Mereka bakal dapat scone, English breakfast, dan PG Tips," imbuh Merico yang asli Prancis.

Roy Hodgson, pelatih tim nasional Inggris, pernah berkata akan memberikan izin kepada para pemainnya menikmati waktu senggang selama di Prancis. Hodgson mempersilakan para pemain untuk berpelesir dan bersantai dengan teman-teman dan keluarga.

"Kami sedang berusaha memberikan lingkungan yang tidak terlalu berbeda dari kehidupan normal mereka karena kami ingin mereka menunjukkan penampilan yang tidak jauh berbeda dari setiap penampilan mereka bersama tim-tim Premier League. Kami memercayai para pemain," ujar Hodgson.

Para pemain Inggris bakal lupa mereka berada di Prancis. Hanya 90 meter di persimpangan jalan Rue do Connetable, ada penjual keju Gallic, Frederic Gilloteaux. Gilloteaux memiliki keju-keju Belanda yang bakal memikat tim Inggris.

"Ini keju spesial untuk tim Inggris, ini Gouda dengan penampilan pesto sehingga terlihat seperti rumput lapangan di stadion setempat. Rasanya juga tidak buruk. Kita tinggal menambahkan keju hitam dan keju putih agar terlihat seperti bola," ujar Gilloteaux.

Chantilly sepertinya bakal menjadi tempat yang ramah bagi tim Inggris, namun Gilloteaux mengingatkan penduduk setempat bisa bersikap sebaliknya. Menurut Gilloteaux penduduk Chantilly mengeluh kotanya berisiko terkena serangan teror, takut kotanya kotor, dan kesulitan menemukan tempat parkir.

"Dua tahun lalu ada pertunjukan sirkus, orang-orang mengeluh kepada walikota karena singa-singa sirkus kepanasan dan terus mengaum sepanjang malam. Saya harap itu tidak akan terjadi pada si Tiga Singa (julukan tim nasional Inggris, red)," kata Gilloteaux.

Bagi skuat Inggris yang membutuhkan bimbingan spiritual selama di Prancis, maka mereka bisa secara mudah menemukan Gereja Anglikan Santo Petrus. Gereja ini bisa dicapai hanya lima menit berkendara dari hotel mereka. Vikaris Santo Petrus, Nick Clarke, mengatakan pihaknya akan menyambut tim Inggris dengan tangan terbuka dan bersedia memberikan dukungan untuk mereka.

"Kota ini berutang besar kepada bangsa Inggris," kata Clarke.

Menurut sejarah, Duke of Aumale, seorang aristokrat lokal dan putra raja terakhir Prancis, diasingkan ke Inggris pada 1848. Di Inggris, Duke of Aumale mendapat sambutan yang hangat. Duke of Aumale kemudian menyumbangkan sebidang tanah untuk gereja 150 tahun lalu.

"Saya akan meminta mereka menunjukkan kemampuan terbaik dan mengharapkan yang terbaik untuk mereka. Saya mungkin akan berdoa untuk mereka. Siapa tahu berguna," kata Eric Woerth, Walikota Chantilly. (Tribunnews/deo)