Prancis Luncurkan Aplikasi Antiteror
Demi mencegah serangan teror, pemerintah Prancis meluncurkan aplikasi antiteror yang dapat diunduh secara gratis.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Pemerintah Prancis kembali mengeluarkan terobosan dalam menyambut Piala Eropa 2016. Demi mencegah serangan teror, pemerintah Prancis meluncurkan aplikasi antiteror yang dapat diunduh secara gratis.
Aplikasi itu bernama SAIP, singkatan dari Système d’alerte et d’information des populations. Dalam bahasa Indonesia, SAIP berarti Sistem Peringatan dan Informasi Masyarakat. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis dan tersedia dalam bahasa Inggris dan Prancis. SAIP dapat diunduh oleh pengguna Apple dan Android.
SAIP menandai penggunanya yang berada di dekat serangan-serangan teror potensial. SAIP bisa mendeteksi potensi-potensi serangan teror di delapan kode pos berbeda. Pengguna akan mendapat notifikasi dalam tempo 15 menit. Selain informasi, SAIP menyediakan instruksi keselamatan untuk penggunanya.
Seperti dikutip dari The Wall Street Journal, SAIP sangat berguna bagi para penonton pertandingan di stadion dan fan zone. Aplikasi ini juga berguna bagi masyarakat yang tinggal di dekat tempat penyelenggaraan pertandingan dan fan zone.
Pemerintah Prancis menyadari peluncuran SAIP justru bisa memunculkan ketakutan di para pencinta sepak bola yang berencana datang ke Piala Eropa 2016. Namun demikian, Stéphane Le Foll, mengatakan SAIP bakal menjadi alat yang berguna untuk mengantisipasi ancaman teror.
"Ancaman teror itu ada. Kita tidak boleh menyikapinya secara berlebihan, namun yang lebih penting kita tidak boleh menganggap remeh," kata Le Foll.
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan SAIP didesain untuk menyebarkan informasi resmi tentang situasi keamanan lewat media sosial dan membantu mencegah layanan panggilan telepon darurat kewalahan.
Pemerintah Prancis saat ini sedang mengerjakan versi kedua SAIP. Di versi keduanya, SAIP dapat menyampaikan informasi terkait risiko-risiko potensial seperti banjir, gempa bumi, dan tanah longsor. Pihak berwenang berjanji akan melindungi privasi pengguna SAIP.
Jutaan orang akan datang ke Prancis untuk menyaksikan Piala Eropa 2016. Turnamen ini akan menyelenggarakan 51 pertandingan sepak bola di 10 kota berbeda dari 10 Juni hingga 10 Juli. Penyelenggaraan Piala Eropa 2016 hanya tujuh bulan setelah sejumlah serangan teroris di Paris yang menewaskan 130 orang.
Berdasarkan investigasi, Negara Islam berencana melancarkan serangan teror di Prancis setelah melakukan serangan bom di Brussels, Belgia, Maret lalu. Senin lalu pemerintah Ukraina mengklaim telah menangkap seorang warga negara Prancis karena kepemilikan senjata api. Berdasarkan hasil temuan mereka, juga orang ini juga memiliki peluncur roket.
"Kami, penyelenggara, tidak menyadari ancaman yang tepat, konkret atau mengancam Piala Eropa 2016, terhadap stadion-stadion tertentu atau pertandingan tertentu," kata Jacques Lambert, Ketua Komite Organisasi Piala Eropa 2016.
(Tribunnews/deo)