Awal Timnas Islandia Belajar Main Bola dari Lapangan Sintetis
Keikutsertaan tim nasional Islandia di Piala Eropa 2016 berawal dari lapangan sintetis. Pada 15 tahun lalu, KSI membangun lebih dari 150 lapangan rump
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mungkin harus mencontoh apa yang dilakukan oleh asosiasi sepak bola Islandia, KSI. Hanya berawal dari lapangan sintetis, tim nasional Islandia bisa berkiprah di Piala Eropa untuk kali pertama.
Keikutsertaan tim nasional Islandia di Piala Eropa 2016 berawal dari lapangan sintetis. Pada 15 tahun lalu, KSI membangun lebih dari 150 lapangan rumput sintetis di dalam ruangan.
Lapangan ini sangat berguna untuk mengembangkan potensi sepak bola bangsa Islandia. Mereka bisa tetap bermain sepak bola tanpa perlu menghadapi gangguan dari musim dingin yang panjang di Islandia.
Buah dari pembangunan tersebut sudah terbukti. Anak-anak muda Islandia berhasil lolos ke Piala Eropa U-21 pada 2011. Kini, tim nasional senior Islandia berhasil ikut serta di Piala Eropa 2016, turnamen besar pertama Islandia.
Namun demikian, terlepas dari pembangunan lapangan tersebut, kunci kesuksesan Islandia adalah mentalitas para pemain. Birkir Bjamason, gelandang Islandia yang bermain di FC Basel itu mengatakan, "Kunci utama adalah mentalitas para pemain Islandia."
Bekerja keras dan tidak pernah menyerah adalah kunci kesuksesan Islandia menembus Piala Eropa. Selain itu, mayoritas pemain di skuat Islandia telah bermain bersama selama 10 tahun. Ini dimulai sejak di level U-17.
Meski memiliki tim yang solid, skuat Islandia tetap minim pengalaman di level tertinggi. Oleh karena itu Lars Lagerback, pelatih tim nasional Islandia, memanggil Eidur Gudjhonsen. Usianya sudah 37 tahun, namun Gudjohnsen adalah ikon Islandia dan memiliki pengalaman segudang di level teratas.
Eidur Gudjohnsen pernah meraih dua gelar juara Premier League bersama Chelsea. Gudjohnsen juga pernah membawa Barcelona menjuarai La Liga dan Liga Champions. Gudjohnsen bahkan telah berada di tim nasional Islandia selama dua dekade sejak melakoni debutnya pada usia 17 tahun.
"Saya senang sekali bisa bergabung. Saya ke sana bukan sekadar jalan-jalan. Semoga saya bisa memberikan pengaruh di tim," kata Gudjhonsen kepada Reuters.
Selain Inggris dan Spanyol, Gudjohnsen pernah bermain di Belanda, Yunani, Belgia, dan Tiongkok. Saat ini Gudjhonsen bermain di Norwegia bersama Molde. Gudjohnsen di Molde sejak Februari lalu setelah kontraknya di Tiongkok berakhir.
Gudjohnsen kini berada di ujung kariernya. Sebelum benar-benar berpisah, Gudjhonsen ingin memberikan persembahan terbaik kepada Islandia. Gudjhonsen sadar Islandia tidak termasuk unggulan karena Islandia adalah negara kecil.