Buruh Perancis: Kami Cinta Sepakbola Tapi UEFA Jadi Tameng Pemerintah Anti-Rakyat
Dalam penilaian mereka, asosiasi sepak bola Eropa ini telah menjadi tameng pemerintah Prancis untuk menangkal demonstrasi dan pemogokan
Penulis: Deny Budiman
Laporan Langsung Wartawan Tribun Deny Budiman di Perancis
TRIBUNNEWS.COM, PERANCIS - Demonstrasi yang melibatkan puluhan ribu pekerja sebagai sektor yang mengguncang Paris kemarin, tak hanya menyoal penentangan terhadap rencana perubahan rancangan undang-undang pekerja.
Mereka juga mengecam UEFA yang dituding sebagai mafia.
Dalam penilaian mereka, asosiasi sepak bola Eropa ini telah menjadi tameng pemerintah Prancis untuk menangkal demonstrasi dan pemogokan yang telah berjalan hampir tiga bulan ini.
"Kami suka sepak bola, kami juga senang Piala Eropa digelar di negara kami. Tapi, kami melihat UEFA, dan Piala Eropa ini jadi tameng oleh pemerintah untuk mengabaikan aspirasi kami. Mereka berharap kami lupa dengan tuntutan kami dengan adanya Piala Eropa ini," ujar seorang pengunjuk rasa yang saya temui di kawasan Ecole Militeire, kemarin.
Ketidak-puasan terhadap UEFA itu kemudian dituangkan dalam bentuk grafiti di sebuah tembok bangunan. Terlihat tulisan "UEFA=Mafia".
Di sepanjang jalanan yang dilalui para demonstran, memang terlihat banyak sekali grafiti di tembok-tembok bangunan berisikan protes-protes dari para demonstran.
Demonstrasi dari serikat pekerja CGT ini dipicu adanya aturan baru Pemerintah Prancis yang diprakarsai oleh Menteri Tenaga Kerja Myriam El Khomri.
Dalam aturan tersebut, pihak perusahaan hanya diharuskan membayar 10 persen dari bonus lembur kepada para buruh. Ini berbeda dengan aturan yang berlaku saat ini yaitu sebesar 25 persen.
Ini menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam tiga bulan terakhir. Mereka membanjir menuju pusat kota, hingga memaksa sejumlah ruas jalan ditutup, dan menimbulkan kemacetan luar biasa.
Ikon wisata di Paris, Menara Eiffel, sampai ditutup karena para pekerjanya ikut bergabung dalam demonstrasi.
Dilaporkan juga terjadi bentrok antara demonstran dengan aparat kepolisian yang menyebabkan 26 orang mengalami luka dan 15 orang lainnya ditahan petugas keamanan.
Puluhan orang yang sebagian besar memakai penutup kepala terlihat melemparkan batu dan petasan ke arah petugas keamanan.
Tindakan itu memaksa petugas kepolisian untuk membubarkan kerumunan demonstran dengan memakai canon water, dan gas air mata. Aksi demonstrasi yang dimulai pukul 13.30 ini baru berakhir pukul 20.00 malam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.