Tidak Ada Alasan Jerman Kalah
Bedasarkan statistik, Jerman lebih diunggulkan sehingga tidak alasan bagi mereka untuk kalah dari Irlandia Utara pada duel di Stadion Parc des Princes
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Tidak ada alasan bagi Jerman untuk tidak meraup poin maksimal pada pertandingan melawan Irlandia Utara di laga pamungkas Grup C Euro 2016, di Stadion Parc des Princes, Paris, Selasa (21/6/2016) malam WIB.
Bedasarkan statistik, Timnas Jerman lebih diunggulkan sehingga tidak alasan bagi mereka untuk kalah dari Irlandia Utara pada duel di Stadion Parc des Princes.
Euro 2016 merupakan Euro ke-12 yang diikuti Jerman, sedangkan bagi Irlandia Utara merupakan yang pertama. Dari 12 kali berpartisipasi di Euro, hanya tiga kali Jerman gagal melaju ke fase knockout, yaitu pada 1984, 2000, 2004.
Laga Parc des Princes merupakan pertemuan pertama kedua negara dalam 11 tahun terakhir. Secara total, Jerman dan Irlandia Utara sudah 14 kali bertemu dan Jerman mendominasi Irlandia Utara.
Jerman delapan kali menang dari Irlandia Utara, empat kali imbang, dan dua kali kalah dari Irlandia Utara. Terakhir kali Irlandia Utara mengalahkan Jerman terjadi di babak kualifikasi Euro 1984.
Dominasi Jerman terhadap Irlandia Utara tidak hanya berhenti di situ. Jerman juga sangat produktif dalam menjebol gawang Irlandia Utara.
Rata-rata Jerman mencetak tiga gol dalam lima pertemuan terakhir kontra Irlandia Utara dan terakhir, Jerman tidak terkalahkan di sembilan dari 10 pertandingan terakhir mereka di Euro.
Akan tetapi, di Euro 2016, Jerman malah mejan. Meski ada di puncak papan klasemen, tetapi Nationalelf baru mengoleksi dua gol.
Anak-anak asuh Joachim Loew itu menang 2-0 dari tim lemah, Ukraina, dan kemudian ditahan imbang tanpa gol oleh tetangganya, Polandia.
Loew menepis anggapan lini depan Jerman bermasalah.
"Tim kami dalam semua pertandingan selalu menciptakan peluang. Saya tidak melihatnya sebagai masalah fundamental. Itu cuma terjadi di satu pertandingan itu (melawan Polandia)," ucap Loew.
Kata Loew, masalah Jerman tidak produktif selama tampil di Prancis adalah karena dia tidak punya banyak pemain yang bisa melewati bek dalam situasi satu lawan satu. Hal itu menjadi masalah ketika menghadapi tim-tim yang bertahan sangat dalam.
BACA SELENGKAPNYA HANYA DI HARIAN SUPER BALL, SELASA (21/6/2016)