Piala Eropa 2016 Satukan Prancis
Selama sebulan penyelenggaraan Euro edisi ke-15 ini, situasi keamanan di 10 kota tempat pertandingan berlangsung, relatif aman
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Meski Prancis gagal menjuarai Piala Eropa 2016, mereka tetap mendapatkan banyak keuntungan sebagai tuan rumah turnamen sepak bola empat tahunan itu.
Setahun terakhir teror menghantui Prancis. Bahkan, 13 November silam, bom mengguncang Paris. Tragedi ini menelan banyak korban jiwa, sekaligus mengancam kelangsungan Euro 2016.
Apalagi, saat bom meledak, Prancis sedang melakoni uji coba melawan juara dunia Jerman di Stade de France.
Namun, hingga sebulan penyelenggaraan Euro edisi ke-15, situasi keamanan di 10 kota tempat pertandingan berlangsung, relatif aman.
Memang, ada aksi brutal suporter beberapa negara, tetapi itu tidak terkait dengan ancaman teroris.
Terlebih lagi, kesebelasan Les Bleus tampil ciamik, sehingga mereka berhasil menembus final Euro 2016.
Keberhasilan itu membuat pasukan Didier Deschamps kembali dicintai dan didukung penuh oleh suporter mereka.
Legenda hidup Prancis Thierry Henry bahkan mengakui Euro amat penting artinya untuk menyatukan kembali Prancis dan mengembalikan kepercayaan diri mereka serta rasa aman di negeri itu.
Orang-orang dari berbagai penjuru negeri datang ke stadion tanpa rasa takut.
Kiper sekaligus kapten Timnas Prancis Hugo Lloris pun mengakui itu.
"Kami mengalami waktu-waktu yang sangat sulit dan berat tahun ini, baik dengan peristiwa-peristiwa tragis maupun kejadian-kejadian yang kami alami di dalam dan di luar lapangan," kata Lloris dilansir Dailymail.co.uk.
"Tetapi, kami bahkan merasa lebih bangga saat berada di lapangan, mengetahui bahwa seluruh masyarakat Prancis mendukung kami, merasakan berbagi kebahagiaan antara pemain dan orang-orang Prancis," ujar kiper Tottenham Hotspur ini.
Lloris mengakui, persatuan dan dukungan masyarakat Prancis membuat dia dan rekan-rekannya merasakan semangat yang menggelora di arena pertandingan.
"Itu memberi kami kekuatan yang lebih besar, sungguh indah melihatnya. Saya merasa orang-orang Prancis benar-benar membutuhkan kompetisi ini untuk bangkit dan bersatu. Olahraga memiliki kekuatan untuk membawa orang untuk bersama-sama, untuk menyatukan orang-orang," ujarnya.
Pelatih Prancis Deschamps merasakan hal yang sama. Bahkan, pelatih berusia 47 tahun ini berharap kecemerlangan anak didiknya bisa mengurangi masalah Prancis.
Baca Selengkapnya Hanya di HARIAN SUPER BALL, Senin (11/7/2016)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.