Jadi Striker Selama 25 Menit, Kiper Muda Ini Bantu Liverpool Menang
Marko Grujic dan Alberto Moreno bukanlah pemain yang mendapat sorotan meski menyumbang gol kala Liverpool meraih kemenangan keempatnya
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Marko Grujic dan Alberto Moreno bukanlah pemain yang mendapat sorotan meski menyumbang gol kala Liverpool meraih kemenangan keempatnya dalam pertandingan persahabatan saat melawan Huddersfield Town.
Justru kiper belia The Reds, Shamal George, yang mencuri perhatian saat diturunkan pelatih Jurgen Klopp dari bangku cadangan.
Bukan tanpa alasan George menjadi bintang dalam pertandingan tersebut meski tak mencetak gol. Sebagai seorang kiper, pemuda 18 tahun tersebut terpaksa dimainkan Klopp sebagai striker dalam pertandingan itu sekitar 25 menit. Pada pertandingan itu, Klopp hanya membawa tujuh pemain cadangan.
Enam pemain lainnya sudah diturunkan Klopp, dan hanya menyisakan George di bangku cadangan. Saat Lucas Leiva harus ditarik keluar lapangan karena cedera hamstring, Klopp tak punya pilihan lain selain memasukkan George bila tak ingin mengakhiri pertandingan dengan 10 pemain.
Selama 25 menit bermain sebagai striker, George sempat mendapat peluang 1 on 1 dengan kiper. Sayang, ia sudah lebih dulu terjebak offiside. Meski begitu, Klopp tetap memberikan pujian pada performa George dalam pertandingan tersebut.
Ketika ditanya apa yang terlintas di pikirannya saat memasukkan George, Klopp menuturkan bawha sebenarnya ia sedang menyusun taktik dengan 10 pemain kala itu.
“Saya menyaksikan pertandingan dan mengatur sistem (permainan) dengan 10 pemain. Kemudian mereka katakan ‘ayolah, kita punya Shamal’. Jadi kami menggantinya’. Kami memainkan formasi yang aneh dengan Shamal sebagai striker, tapi dia bermain luar biasa,” ujar Klopp seperti dilansir Liverpool Echo.
Saat Liverpool mendapat hadiah penalti di menit 89, para suporter menyerukan nama George agar kiper muda The Reds itu yang mengambil penalti.
Namun Klopp tak sependapat dengan masukan itu, hingga akhirnya Moreno yang ditunjuk sebagai eksekutor. Klopp kemudian menjelaskan alasan mengapa bukan George yang mengambil tendangan penalti. Menurutnya mereka tetap harus menunjukkan rasa hormat pada pihak lawan.
“Meskipun itu tidak terjadi sepanjang waktu, pertandingan ini cukup serius. Kami tak ingin membuat lelucon dalam pertandingan. Menyenangkan ketika penonton meminta Shamal (mengambil penalti). Tapi dalam pertandingan dengan skor 1-0, kamu tak seharusnya membuat keputusan konyol. Jika skornya 4-0 atau 5-0, kamu bisa mempertimbangkannya. Tapi itu juga menunjukkan rasa kurang hormat pada lawanmu,” jelas juru taktik asal Jerman ini.
Mantan pelatih Borussia Dortmund ini mengatakan pertandingan melawan Huddersfield terbilang sulit. Menurutnya timnya seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol.
“Semuanya baik-baik saja. Pertandingan ini sulit. Pada babak pertama kami seharusnya bisa mencetak gol lebih banyak. Kami gagal memanfaatkan hadiah penalti. Kami memiliki beberapa peluang bagus, dan memainkan kombinasi yang indah. So, itu sangat bagus,” ucapnya.
“Tapi saya tak terlalu bahagia dengan tingkat konsentrasi di 20 menit pertama. Saya katakan pada para pemain itu tidaklah buruk. Tapi jika kami terlalu percaya pada kemampuan kami ketimbang performa tim, itu bukan keputusan terbaik,” sambungnya.
Klopp menambahkan, permainan Liverpool pada babak kedua lebih hidup. Namun mereka bermain di bawah tekanan lawan. Hal itu diperburuk dengan cederanya Lucas Leiva. Untungnya, klub yang bermarkas di Anfield ini kembali mendapat hadiah penalti jelang pertandingan berakhir.
“Permainan kami di babak kedua cukup hidup. Tapi kami dalam tekanan. Dan kami tidak beruntung karena cederanya Lucas. Kami mencetak gol kedua, itu bagus. Sangat sulit mempertahankannya bagi para pemain. Tapi saya baik-baik saja,” ujarnya.(dng)