Agus Yuwono Rindu Melatih Tim yang Kompak
Agus berujar, tim dengan kondisi nyaman seperti itu pernah dirasakannya saat menjadi juru taktik di Persidafon Dafonsoro dan Persik Kediri
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih Gresik United, Agus Yuwono mengaku, rindu melatih kembali tim yang kompak dengan suasana kekeluargaan yang membuatnya nyaman.
Namun keinginannya itu belum bisa terealisasi, karena dirinya masih dalam status terkena sanksi.
Sehingga Agus harus bersabar menunggu sampai Ketua Umum PSSI baru terpilih pada Kongres Tahunan pada 17 Oktober 2016.
"Saya sangat ingin kembali melatih tim dengan suasana yang nyaman. Manajemen, pelatih, dan pemain saling mendukung. Sehingga atmosfer tim lebih kondusif yang didasari semangat kekeluargaan. Kondisi tim seperti itu akan memudahkan semua pekerjaan. Hasil yang didapatpun bisa lebih maksimal dan diterima bersama," kata Agus kepada Harian Super Ball.
Agus berujar, tim dengan kondisi nyaman seperti itu pernah dirasakannya saat menjadi juru taktik di Persidafon Dafonsoro dan Persik Kediri.
"Semua faktor yang disebutkan tadi pernah saya alami saat melatih Persidafon dan Persik. Hasilnya saya bisa membawa Persidafon naik kasta dari Divisi Utama ke Liga Super Indonesia.Lalu saya juga berhasil mengantarkan Persik menjadi juara Piala Gubernur Jawa Timur pada 2015 dengan mengalahkan Gresik United. Padahal persiapan kami cuma dua minggu, tetapi kami berhasil mengalahkan tim yang berlaga di Liga Super Indonesia," ujar Agus.
Agus berharap sanksinya yang diterima dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bisa segera dicabut pasca digelarnya Kongres Tahunan PSSI nanti.
"Status terkena sanksi itu membuat saya sulit mendapatkan tim.Sebenarnya sudah ada beberapa tim yang berkomunikasi, tetapi saya lebih memilih untuk fokus mencabut sanksi itu dulu. Jadi saya belum berpikir untuk bergabung ke tim manapun," ucap Agus.
Alasan itulah yang membuatnya belum berencana untuk kembali ke Gresik United yang sedang berusaha mendapatkan pelatih baru pasca ditinggalkan Liestiadi.
Akhirnya Gresik United pun ditangani oleh Sasi Kirono yang berstatus sebagai pelatih caretaker.
"Dalam status seperti ini, saya tidak bisa memaksakan diri untuk melatih tim profesional. Manajemen klub pun akan berpikir dua kali untuk merekrut. Jadi sebaiknya saya konsentrasi memperjuangkan pencabutan sanksi dari Komdis PSSI ini," tutur Agus.
Pelatih yang sudah mengantungi lisensi A AFC itu menjelaskan, dirinya akan berusaha mendapatkan 'pengampunan' dari PSSI setelah Ketua Umum PSSI yang baru sudah terpilih.
"Saya sudah berkomunikasi dengan beberapa petinggi PSSI. Saya disarankan untuk menunggu sampai Ketua Umum PSSI baru sudah terpilih dan kepengurusan PSSI telah terbentuk. Dengan begitu jalan saya untuk menarik sanksi itu bisa berjalan lancar. Kalau sekarang, PSSI dalam kondisi belum normal. Akan sangat riskan jika saya berjuang mendapatkan kembali hak saya untuk kembali melatih. Ya sudah lebih baik tunggu saja sampai Kongres Tahunan PSSI selesai dilaksanakan," jelas Agus.
Agus yakin statusnya bisa dipulihkan oleh pengurus PSSI dan Ketua Umum PSSI yang baru nanti.
"Pasca berakhirnya konflik dengan Menpora akan membuat PSSI berbenah diri dan menyelesaikan seluruh masalah dengan adil, termasuk masalah sanksi terhadap saya ini. Tujuh klub yang minta kembali diakui saja bisa dilakukan, apalagi cuma masalah sanksi terhadap saya. Ke depannya PSSI memang dituntut untuk bekerja lebih profesional dan transparan," papar Agus.