Gresik United Ingin Beri Kado untuk Ultras
Eduard Tjong mengatakan, skuad Joko Samudro, julukan Gresik, bertekad memenangi pertandingan kandang ini sebagai kado indah kepada Ultras
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Gresik United ingin mempersembahkan kemenangan saat menjamu Bhayangkara FC pada pekan ke-28 Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016, Sabtu (12/11/2016), sebagai kado bagi suporter setianya, Ultras.
Kelompok suporter Gresik, Ultras, baru saja memperingati hari jadinya yang ke-13, Minggu (4/11/2016) lalu.
Pelatih Gresik Eduard Tjong mengatakan, skuad Joko Samudro, julukan Gresik, bertekad memenangi pertandingan kandang ini sebagai kado indah kepada Ultras.
“Terlebih main di kandang sendiri dengan dukungan penuh suporter dari tribun, sebisa mungkin harus menang. Kemenangan akan mengobati perasaan Ultras yang sempat terluka, usai kami dikalahkan Persiba Balikpapan dalam pertandingan terakhir di kandang,” ujar pelatih yang akrab disapa Edu ini.
Untuk mewujudkan ambisinya itu, Edu serius mempersiapkan timnya.
"Sekarang kami sudah siap mengambil laga kandang ini. Kami harus menang demi hadiah bagi suporter sekaligus mengangkat posisi kami yang masih terpaku di peringkat ke-16 klasemen," ujarnya,
Edu mengakui, agak kesulitan menyiapkan tim karena mereka tampil tanpa striker asal Brasil, Patrick da Silva, yang terkena hukuman.
Sementara Bhayangkara FC, memiliki sosok stopper tinggi nan tangguh dalam diri Otavio Dutra, yang dinilainya jago dalam duel bola-bola atas, seperti Patrick yang absen.
“Solusinya, saya sudah coba dalam latihan untuk praktik bola bawah dengan sentuhan cepat. Karena tanpa Patrick, sudah pasti kami akan sedikit kesulitan bila mengembangkan permainan bola atas, karena di Bhayangkara ada Dutra,” ujar Edu.
Beruntung dalam laga nanti, Gresik kemungkinan besar sudah diperkuat gelandang asal Korea Selatan, Oh Inkyun.
Dengan demikian, penerapan pola permainan bola bawah dengan paduan passing cepat tidak sulit untuk diterapkan.
“Saya tahu di Bhayangkara dihuni para mantan pemain Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri, yang masih muda dan memiliki kecepatan. Tetapi dengan Ghozali Siregar, Yusuf Efendi, Gustavo) Giron, dan Rudi Setiawan di pihak kami, saya berani ambil risiko itu,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di KORAN SUPER BALL, Sabtu (12/11/2016)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.