Bournemouth vs Leicester: City Vardy Masa Bodoh
Sebelum mencetak hattrick itu, ia sempat dikritik akibat penampilan kurang memuaskannya hingga pertengahan musim ini.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Akhir pekan lalu Jamie Vardy mencetak tiga dari empat gol Leicester City ke gawang Man City dalam lanjutan Liga Primer Inggris 2016/17 di King Power Stadium.
Sebelum mencetak hattrick itu, ia sempat dikritik akibat penampilan kurang memuaskannya hingga pertengahan musim ini.
Penyerang berusia 29 tahun itu dinilai tampil melempem. Bahkan di Liga Primer Inggris 2016/17 ini, ia terakhir mencetak gol ke gawang Liverpool pada pekan ke-4. Setelah itu, ia tidak pernah lagi mencantumkan namanya di papan skor liga domestik Inggris.
Hingga pekan ke-15 Vardy baru mencetak 5 gol. Jumlah ini menurun drastis dibandingkan dengan performanya musim lalu, di mana ia mampu mencetak 14 gol dalam jumlah pekan yang sama.
Atas penampilannya itulah dirinya mendapat kritikan. Salah satunya dari mantan pemain timnas Inggris dan Liverpool, Michael Owen, yang menilai Vardy bukanlah tipe predator di depan gawang. Meski musim lalu tampil fenomenal, Owen tak melihat Vardy sebagai penyerang haus gol.
Vardy dinilainya hanya mengandalkan keunggulan fisik ketimbang kecerdasan dan ketenangan di depan gawang. Penyerang dengan tipe seperti itu, menurut Owen butuh banyak keberuntungan untuk mencetak gol.
”Alan Shearer juga banyak mennggunakan kekuatan fisik. Tetapi dia tipe yang berbeda, tidak semua orang bisa seperti dia,” kata Owen. ”Vardy sangat banyak menggunakan kekuatan fisik. Dia bukan tipe pencetak gol berkelas. Dia tak pernah mengangkat kepalanya dan melihat ke arah gawang ketika mencetak gol. Dia hanya menendang dengan keras untuk melewati penjaga gawang. Untuk jadi penyerang seperti itu, anda butuh banyak keberuntungan,” lanjutnya.
Vardy sendiri mengaku tak peduli dengan segala kritikan itu. Ia hanya ingin fokus ke laga selanjutnya melawan AFC Bournemouth di Vitaly Stadium, Rabu (14/12) dinihari.
”Saya tidak peduli. Dia (Owen) bebas membicarakan apa yang dia mau. Setiap orang punya hak menyampaikan pendapatnya. Terserah dia mau bilang apa, saya tidak akan terpengaruh. Saya hanya mau fokus dalam latihan, dan mudah-mudahan bisa memberikan dampak dalam pertandingan,” katanya dilansir dari Sportsmole.
Kemenangan atas Man City sendiri telah menambah semangat pasukan Claudio Ranieri. Namun kemenangan itu belum cukup mengangkat posisi mereka yang masih terpuruk di peringkat ke-14. Dengan nilai 16, ’The Foxes’ hanya terpaut empat angka dari Swansea City di zona degradasi.
”Kami akan melihat ke depan pada pertandingan melawan Bournemouth. Saya tidak mau memikirkan mengenai penampilan kami di musim lalu, kami hanya perlu menunggu dan melihat apa yang akan terjadi nanti,” tambahnya.
Claudio Ranieri sendiri menilai laga melawan Bournemouth sebagai laga penting dalam upaya memperbaiki posisi di klasemen. ”Pertandingan berikutnya sampai Natal sangat. Kami berada dalam pertempuran melawan jurang degradasi. Dan saya berkata ’dalam pertempuran, saya butuh pahlawan’. Dan mereka menunjukkan apa yang saya ingin lihat,” katanya.