Pjanic: Kami Seharusnya Menghabisi AC Milan Sejak Awal
Gol telat Carlos Bacca tak cukup bagi Rossoneri untuk membalas dua gol Juventus yang dicetak oleh paulo Dybala dan Miralem Pjanic.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Juventus sukses menuntaskan misi balas dendam ketika menundukkan AC Milan dengan skor 2-1 di babak perempat final Coppa Italia, Kamis (26/1) dini hari. Gol telat Carlos Bacca tak cukup bagi Rossoneri untuk membalas dua gol Juventus yang dicetak oleh paulo Dybala dan Miralem Pjanic.
Kemenangan ini disambut antusias oleh Pjanic yang keluar sebagai tokoh protagonis bagi fans I Bianconeri di Juventus stadium. Mantan pemain AS Roma ini menyebut timnya memang pantas menang, dan seharusnya bisa menang dengan selisih gol lebih besar. Juventus, kata Pjanic, seharusnya mampu menghabisi Milan lebih awal sebelum mereka membuat gol balasan melalui aksi Bacca.
"Kami seharusnya menghabisi mereka lebih awal, namun tidak berhasil. Kami pantas menang dan lolos (ke babak berikutnya). Kami lebih kuat malam itu," kata Pjanic kepada Rai Sport.
"Jika kami berhasil unggul 3-0, pertandingan akan berakhir. Namun kami membuat terlalu banyak peluang. Juventus tim yang lebih baik malam ini dan bisa membuatnya menjadi lebih mudah bagi kami sendiri. Milan memiliki banyak kualitas, tapi kami pantas menang," sambungnya.
Dalam duel tersebut, Milan dipaksa bermain dengan 10 orang sejak menit ke-54 usai Manuel Locatelli harus meninggalkan lapangan karena mendapatkan kartu kuning kedua yang berujung kartu merah. Pemain asal Italia itu diusir wasit setelah melakukan tekel pada Dybala.
Meski unggul jumlah pemain pada separuh babak kedua, Massimiliano Allegri menilai hal itu tak membuatnya melakukan perubahan secara taktik. Menurut juru taktik Juventus ini, tim asuhannya bahkan kerap melakukan banyak kesalahan saat melakukan operan sehingga gagal memaksimalkan keunggulan jumlah pemain.
"Saya tak mengatakan kami menderita di babak kedua. Kami tahu dari berbagai pertandingan musim ini, Milan tak pernah menyerah. Tak peduli apa pun hasilnya, mereka selalu berusaha menekan dan memainkan sepak bola mereka," kata Allegri.
"Kami memiliki beberapa peluang dan membiarkan beberapa ruang kosong di belakang. Dybala kemudian ditarik keluar, kami tak lagi memiliki keunggulan jumlah pemain dan itu menjadi masalah. Pada akhirnya, memang benar itu 10 melawan 11 (pemain). Tapi dengan empat orang striker, posisi kami sama. Keunggulan jumlah pemain tak membuat perbedaan secara taktikal," ujarnya lagi.
Untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Allegri menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan memainkan Pjanic, Dybala, Higuain, Mandzukic, dan Cuadrado secara bersama-sama. Menurut Allegri, hal itu bukan masalah karena pemain depan juga harus membantu tim dalam bertahan.
Alasan lain Allegri memainkan keempat pemain bertipe menyerang itu, karena keempatnya tengah dalam kondisi bugar. "Banyak hal bergantung pada karakteristik pertandingan, pemain yang ingin saya mainkan, dan itu keputusanku. Jika semua pemain bekerja keras, lebih banyak kualitas di lapangan akan membantu kami. Malam ini kami tak bertahan dengan baik karena kami berhenti menguasai bola," jelasnya